Presiden RI, Jokowi Widodo saat meninjau kesiapan peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Bandung, Jawa Barat, 16 April 2015. Jokowi menilai kesiapan puncak peringatan KAA ke-60 di Bandung sudah 96 persen. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo ingin Konferensi Asia-Afrika kali ini dapat semakin memperkuat kerja sama negara-negara dari kedua kawasan. Menurut Jokowi, kedua kawasan tersebut memiliki potensi sangat besar dengan nilai produk domestik bruto mencapai 51 persen dunia.
Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi Asia rata-rata mencapai 4,9 persen, sedangkan Afrika 4,3 persen. "Investasi juga cukup tajam. Peningkatan ini menunjukkan negara-negara Asia-Afrika semakin berperan dalam ekonomi dunia," katanya dalam acara Asian African Business Summit di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa, 21 April 2015.
Presiden Jokowi menyoroti tantangan negara Asia-Afrika, seperti kemiskinan dan inflasi. Dia menuturkan 75 persen penduduk kedua kawasan ini sebagian besar miskin. Inflasi rata-rata negara Afrika 6,6 persen, di atas rata-rata negara Asia sebesar 4,7 persen dan negara ASEAN 4,6 persen.
Untuk itu, Jokowi berharap negara-negara di kedua kawasan ini harus bekerja sama untuk menghadapi tantangan tersebut, khususnya sektor perdagangan. Terutama, kata Jokowi, upaya meminimalkan perdagangan tarif dan nontarif yang harus sejalan dengan sistem perdagangan internasional yang adil, tertib, dan terbuka.
Jokowi juga mengajak negara Asia-Afrika mengembangkan sistem dan regulasi yang lebih ramah investasi. Jokowi memamerkan Indonesia yang telah menciptakan dan menyederhanakan proses perizinan untuk kemudahan investor serta pengelolaan tata kelola birokrasi. "Ini saatnya kita mengambil peran dan mewujudkan semangat Bandung melalui Peringatan Konferensi Asia-Afrika kali ini," ujar Jokowi.