Menteri Kesehatan Minta Kota Batu Segera Belanja Obat

Reporter

Sabtu, 18 April 2015 02:04 WIB

Ilustrasi pelayanan Puskesmas. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Batu - Kementerian Kesehatan menginstruksikan Pemerintah Kota Batu segera membuat anggaran pembelian obat-obatan setelah krisis obat melanda kota itu. Dana bisa dialokasikan lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan tahun ini.

"Kami berkoordinasi untuk mencari solusi," kata Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso, yang mengungkapkan adanya instruksi itu, Jumat, 17 April 2015.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, Eny Rahyuningsih, menambahkan, pihaknya sedang merekapitulasi kebutuhan obat di puskesmas-puskesmas. Dinas akan mendata jenis obat yang stoknya menipis dan berapa banyak yang dibutuhkan.

Ditemui di tempat kerjanya, Kepala Puskesmas Batu Icang Sarrazin mengatakan krisis memang belum berdampak langsung terhadap pelayanan kepada pasien di puskesmas itu. Tapi dia mengakui persediaan obat sudah menipis.

Jika tak ada tindakan, dia menambahkan, dua bulan lagi masyarakat setempat tak bisa dilayani. "Kami butuh segera di antaranya obat tipus, obat batuk dan sejumlah antibiotik," kata Icang, Jumat, 17 April 2015.

Setiap hari, Puskesmas Batu melayani sekitar 120 pasien, sehingga obat yang dibutuhkan relatif banyak. Apalagi saat musim pancaroba seperti saat ini diperkirakan jumlah pasien bertambah. "Jika tak ada obat, kami tak bisa melayani," katanya.

Sementara itu, Komisi Pelayanan Publik (KPP) Jawa Timur telah memantau persediaan obat di gudang obat dan distribusi ke puskesmas. Saat ini, menurut pantauan KPP Jawa Timur, distribusi obat masih relatif aman. Namun diperkirakan stok hanya cukup sampai beberapa pekan ke depan. "Puskesmas harus mengoptimalkan pelayanan kesehatan dengan segala keterbatasannya," kata Komisioner KPP Jawa Timur Immanuel Yosua.

KPP Jawa Timur sebelumnya telah bertanya kepada DPRD dan Dinas Kesehatan Kota Batu tentang penyebab krisis obat dan mendapat jawaban adanya pencoretan anggaran pengadaan obat. Anggota DPRD, Heli Suyanto, mengatakan anggaran dicoret lantaran Dinas Kesehatan tak memiliki standar yang jelas dalam pengadaan obat. "Dinas Kesehatan tak memiliki data dan analisis mengenai warga yang sakit dan kebutuhan obatnya," katanya.

Kepala Seksi Farmasi Makanan Minuman dan Perbekalan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Batu Eny Musfirotun mengungkap ihwal krisis yang dialami pihaknya. Dari 313 jenis obat, kata dia, sebanyak 42 telah habis. Sedangkan obat yang masih tersedia hanya cukup untuk tiga bulan ke depan.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

9 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

9 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

19 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

36 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

37 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

49 hari lalu

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

Pendaftaran SATU Indonesia Awards dibuka mulai 4 Maret - 4 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

56 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya