TEMPO Interaktif, Lhokseumawe: Kepala Polres Bireuen Ajun Komisaris Besar Supriaton Tarah menyatakan, insiden di Desa Panton Mesjid, Makmur, Bireuen, yang melukai satu anggota GAM bernama Mustafa bin Muhammad, 18 tahun, hanya kriminal murni. "Bukan kontak tembak," katanya, Sabtu (27/8) di Lhokseumawe. Berdasarkan investigasi dan reka ulang sekitar, Sabtu pukul 11.00 Wib, Supriaton menyebutkan bahwa Mustafa termasuk salah satu pelaku kriminal bersenjata. Alasannya, ia mengetahui sepuluh anggota kelompok itu termasuk komandannya.Ia menambahkan, kontak tembak yang sebelumnya sempat diberitakan media massa tidak benar. Yang benar, menurut Kapolres, di lokasi ada empat anak-anak sedang bermain petasan yang dibuat dari busi sepeda motor dengan mesiu pentol korek api. Anak-anak itu melempar petasannya hingga meledak sehingga kelompok kriminal bersenjata itu terkejut dan melepaskan tembakan yang melukai Mustafa."Kalau bukan kelompok kriminal, kenapa harus menyeberang lewat hutan di belakang rumah penduduk sementara di sekitarnya ada jalan yang bisa ditembusi ke mana saja," kata Supriaton. Dalam reka ulang tadi siang, Kapolres mengaku mendapatkan barang bukti berupa 6 selongsong peluru AK di perbukitan belakang penduduk. Komandan Satuan Tugas Informasi Komando Operasi Pemulihan Keamanan TNI Letnan Kolonel Erie Soetiko mengatakan, insiden terjadi karena kesalahpahaman antaranggota GAM, yang terkejut mendengar petasan anak-anak. "Jadi keliru bila dikatakan telah terjadi kontak," kata dia. IMRAN MA