Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Pandjaitan, saat berkunjung ke kantor redaksi Tempo, 23 Maret 2015. TEMPO/Ryan Maulana
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan tak merasa sebagai orang yang dimaksud Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bahwa ada pihak oportunis sedang menginisiasi deparpolisasi di sekitar Presiden Joko Widodo. "Masak, saya oportunis. Saya prajurit yang punya dignity, saya menghormati Ibu Mega sebagai mantan bos saya dan sebagai mantan presiden," kata Luhut di kantornya, Jumat, 10 April 2015.
Dia enggan mengomentari pidato Megawati dalam pembukaan Kongres IV PDI Perjuangan di Bali kemarin. "Saya enggak pada posisi menjawab," ujarnya. Menurut Luhut, ketidakhadirannya dalam pembukaan kongres tersebut lebih karena dia bukan anggota partai.
Dalam pidatonya kemarin, Megawati mengatakan ada gerakan deparpolisasi yang diinisiasi pihak-pihak yang mengagungkan independensi. Mereka, kata Mega, menganggap parpol sebagai beban demokrasi.
Pernyataan Mega disambut tepuk sorak para kader partai banteng itu. Menurut Mega, kritik dan otokritik memang harus dilakukan untuk perbaikan bersama. Namun partai politik adalah amanat konstitusi.