Ahmad Muzani: Ada Menteri Jokowi Cuma Duduk, Enggak Ngapa-ngapain  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 9 April 2015 11:03 WIB

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani memberi keterangan resmi terkait wafatnya Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi di RS Pusat Pertamina, Jakarta, 28 Agustus 2014. Almarhum wafat pukul 21.31 karena sakit kanker paru-paru stadium 4. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mendorong Presiden Joko Widodo untuk mengubah susunan Kabinet Kerja dalam waktu dekat. Muzani ingin agar Jokowi mengganti para menteri yang tak cakap.

"Saya lihat ada orang yang tak tepat duduk di situ. Enggak ngapa-ngapain, enggak mengerti apa-apa," kata Muzani di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Rabu, 8 April 2015. Muzani menilai reshuffle kabinet mampu memperbaiki kinerja pemerintahan. "Kepala pemerintahan perlu memikirkan reshuffle untuk mengefektifkan pemerintahan."

Isu reshuffle kabinet bermula dari kegelisahan masyarakat melihat kasus politik dan hukum yang terus bergulir sepanjang hampir enam bulan pemerintahan Jokowi. Selain itu, survei Kelompok Diskusi Kajian Opini Publik Indonesia menyatakan mayoritas masyarakat ingin Jokowi merombak Kabinet Kerja. Hasil survei menyebutkan masyarakat mendesak Jokowi melakukan reshuffle sebelum pertengahan tahun ini.

Survei itu juga menyatakan sejumlah menteri, seperti Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dan Menko Perekonomian Sofyan Djalil, dianggap berkinerja buruk.

Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid berpendapat bahwa Presiden harus bertanggung jawab terhadap kabinet yang dibentuknya. "Kalau sudah menetapkan mereka yang dinilai gagal oleh publik, ya, harus tanggung jawab. Jangan sampai kalau ada apa-apa lalu menteri disalahkan," kata Nur Wahid.

Nur Wahid menilai wajar jika rakyat resah karena kebijakan menteri menyalahi aturan. Namun, soal reshuffle, Nur Wahid tak memaksa Presiden. "Itu hak Presiden dengan segala risikonya, DPR dan MPR akan mengawal," ujarnya.

Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie berpendapat sama dengan Nur Wahid. Ia tak ingin ikut campur dalam hak Presiden. "Biar Presiden yang memberi penilaian," ucapnya.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

4 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

8 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

11 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

14 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya