Tolak Taman Kota, Tukang Becak Geruduk DPRD

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 23 Maret 2015 15:54 WIB

Tempo/Arif Wibowo

TEMPO.CO, Kudus - Ratusan kendaraan becak dan ojek roda dua memenuhi area parkir luar gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kudus. Mereka menolak rencana pembangunan taman kota oleh Pemerintah Kabupaten Kudus. Pembangunan yang rencananya menghabiskan dana Rp 3 miliar itu untuk membebaskan wilayah menara Kudus dari lalu lalang kendaraan serta pedagang kaki lima. Yang selama ini membuat jalan area sekitar menara terlihat kumuh.

Seorang penarik becak mengungkapkan pembangunan taman kota ini hanya akan menyengsarakan mereka saja. Bagaimana tidak, sehari-hari ia biasanya menarik becak dari terminal bus peziarah Bakalan Krapyak menuju menara Kudus yang jaraknya kurang-lebih dua kilometer.

"Kalau ini dilarang bukan hanya kami saja yang sengsara tapi juga para peziarah," kata Sumarno saat audiensi di gedung DPRD, Senin, 23 Maret 2015.

Menurut Sumarno, dari peziarah itu, tak sedikit dari mereka yang sudah tua dan memiliki cacat pada tubuhnya. Mereka ini adalah orang-orang yang sangat membutuhkan kendaraan penunjang seperti becak dan ojek. Apalagi peziarah bukanlah wisatawan yang datang ke tempat hiburan melainkan orang yang ingin berdoa.

Hal yang sama juga diungkapkan perwakilan angkutan dalam kota Menara Kudus, Agus Gunawan. Menurut dia, tawaran pemindahan lokasi transit yang baru jaraknya sudah sangat dekat dengan terminal bus. "Kita kasih harga seribu juga mereka enggak bakalan mau," ujar dia.

Agus mengatakan daripada untuk membangun taman kota lebih baik dana sebesar itu dipakai untuk memperbaiki fasilitas bagi peziarah. Angkot serta becak di area sekitar menara. Misalkan dengan mengecat ulang bodi angkot dengan ornamen-ornamen khas Kota Kudus. Hal itu justru bisa dirasakan manfaatnya terutama bagi para peziarah yang datang.

Banyak dari peziarah yang kebingungan karena tidak adanya pusat layanan informasi ataupun pos polisi. "Enggak sedikit dari mereka yang ketinggalan bus atau kesasar. Kalau sudah begitu kita pun bingung karena tidak tahu harus melapor ke siapa," ujar Agus.

Apalagi peziarah selama ini tidak hanya datang dari wilayah Jawa saja. Banyak peziarah yang berasal dari daerah Kalimantan. Tak sedikit pula peziarah asal Malaysia dan Singapura yang ziarah ke makam Sunan Kudus. Kebanyakan dari mereka ini mengeluhkan suasana lokasi ziarah serta kendaraan yang tak nyaman.

FARAH FUADONA

Berita terkait

Cibis Park: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket, dan Daya Tariknya

2 hari lalu

Cibis Park: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket, dan Daya Tariknya

Untuk menemani weekend, Anda bisa datang ke Cibis Park yang terletak di daerah Pasar Minggu. Ini lokasi, jam buka, dan harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

3 hari lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

7 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

9 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

38 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

45 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

49 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

53 hari lalu

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

4 Maret 2024

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

Meski telah meninggal dunia sebelum masa kampanye, caleg dari partai PAN, mendapatkan raihan suara terbanyak.

Baca Selengkapnya