TEMPO.CO, Kudus - Ratusan kendaraan becak dan ojek roda dua memenuhi area parkir luar gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kudus. Mereka menolak rencana pembangunan taman kota oleh Pemerintah Kabupaten Kudus. Pembangunan yang rencananya menghabiskan dana Rp 3 miliar itu untuk membebaskan wilayah menara Kudus dari lalu lalang kendaraan serta pedagang kaki lima. Yang selama ini membuat jalan area sekitar menara terlihat kumuh.
Seorang penarik becak mengungkapkan pembangunan taman kota ini hanya akan menyengsarakan mereka saja. Bagaimana tidak, sehari-hari ia biasanya menarik becak dari terminal bus peziarah Bakalan Krapyak menuju menara Kudus yang jaraknya kurang-lebih dua kilometer.
"Kalau ini dilarang bukan hanya kami saja yang sengsara tapi juga para peziarah," kata Sumarno saat audiensi di gedung DPRD, Senin, 23 Maret 2015.
Menurut Sumarno, dari peziarah itu, tak sedikit dari mereka yang sudah tua dan memiliki cacat pada tubuhnya. Mereka ini adalah orang-orang yang sangat membutuhkan kendaraan penunjang seperti becak dan ojek. Apalagi peziarah bukanlah wisatawan yang datang ke tempat hiburan melainkan orang yang ingin berdoa.
Hal yang sama juga diungkapkan perwakilan angkutan dalam kota Menara Kudus, Agus Gunawan. Menurut dia, tawaran pemindahan lokasi transit yang baru jaraknya sudah sangat dekat dengan terminal bus. "Kita kasih harga seribu juga mereka enggak bakalan mau," ujar dia.
Agus mengatakan daripada untuk membangun taman kota lebih baik dana sebesar itu dipakai untuk memperbaiki fasilitas bagi peziarah. Angkot serta becak di area sekitar menara. Misalkan dengan mengecat ulang bodi angkot dengan ornamen-ornamen khas Kota Kudus. Hal itu justru bisa dirasakan manfaatnya terutama bagi para peziarah yang datang.
Banyak dari peziarah yang kebingungan karena tidak adanya pusat layanan informasi ataupun pos polisi. "Enggak sedikit dari mereka yang ketinggalan bus atau kesasar. Kalau sudah begitu kita pun bingung karena tidak tahu harus melapor ke siapa," ujar Agus.
Apalagi peziarah selama ini tidak hanya datang dari wilayah Jawa saja. Banyak peziarah yang berasal dari daerah Kalimantan. Tak sedikit pula peziarah asal Malaysia dan Singapura yang ziarah ke makam Sunan Kudus. Kebanyakan dari mereka ini mengeluhkan suasana lokasi ziarah serta kendaraan yang tak nyaman.
FARAH FUADONA
Berita terkait
Cibis Park: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket, dan Daya Tariknya
2 hari lalu
Untuk menemani weekend, Anda bisa datang ke Cibis Park yang terletak di daerah Pasar Minggu. Ini lokasi, jam buka, dan harga tiketnya.
Baca SelengkapnyaHadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik
3 hari lalu
Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.
Baca SelengkapnyaPembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi
7 hari lalu
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.
Baca SelengkapnyaMK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya
9 hari lalu
Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.
Baca SelengkapnyaMantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi
38 hari lalu
ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen
45 hari lalu
Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.
Baca SelengkapnyaWilliam Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya
49 hari lalu
Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya
Baca SelengkapnyaWayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan
53 hari lalu
Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan
4 Maret 2024
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaMeninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar
4 Maret 2024
Meski telah meninggal dunia sebelum masa kampanye, caleg dari partai PAN, mendapatkan raihan suara terbanyak.
Baca Selengkapnya