TEMPO.CO, Jakarta: Sejumlah kalangan menilai ada empat tindakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang mencerminkan ia tidak serius memberantas korupsi. "Pertama, ia tidak bertindak tegas saat kisruh Komisi Pemberantasan Korupsi dengan Kepolisian. Padahal presiden harus berpihak kepada yang benar," kata Ketua Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Daerah Andi Mappetahang Fatwa di acara diskusi antikorupsi di Cafe Brewerkz, Jakarta, Ahad, 15 Maret 2015.
Tiga indikasi lain disebutkan oleh eks Penasihat KPK Abdullah Hehamahua. Yaitu, tak adanya perampingan kabinet--bahkan terlihat seperti bagi-bagi jatah partai. "Sekarang ada 34 menteri, ini berbeda dengan yang ia sampaikan waktu kampanye pemilihan umum presiden," ujar dia di perhelatan yang sama.
Soal Komisaris Jenderal Budi Gunawan juga menjadi tolok ukur ketidakseriusan Jokowi. Budi awalnya diusulkan Jokowi menjadi menteri. Tapi, usul itu batal karena KPK memberi peringatan akan potensi terjeratnya Budi sebagai tersangka korupsi.
"Tapi BG (Budi Gunawan) malah dipilih menjadi calon Kepala Kepolisian RI," ujar Abdullah. Tindakan Jokowi ini, yang menurut Abdullah, paling meruntuhkan nilai-nilai semangat pemberantasan korupsi pemerintahan Jokowi.
Kata Abdullah, ada satu lagi tindakan Jokowi yang disayangkan. Yaitu, menunjuk M. Prasetyo menjadi Jaksa Agung. Prasetyo merupakan kader Partai NasDem. Sebab, "Waktu kampanye bilangnya akan memilih yang profesional, kok yang dipilih orang partai," ujarnya.
MUHAMAD RIZKI
Berita terkait
Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Masuknya di Indonesia
1 jam lalu
Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%
Baca SelengkapnyaGibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan
1 jam lalu
Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.
Baca SelengkapnyaTak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan
1 jam lalu
Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.
Baca SelengkapnyaKPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu
1 jam lalu
KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.
Baca SelengkapnyaKPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR
2 jam lalu
KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.
Baca SelengkapnyaApple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini
3 jam lalu
Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.
Baca SelengkapnyaKontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia
4 jam lalu
Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.
Baca SelengkapnyaPanen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga
5 jam lalu
Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak
Baca SelengkapnyaHardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini
5 jam lalu
Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?
Baca SelengkapnyaFakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard
5 jam lalu
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.
Baca Selengkapnya