Terungkap, Pesan Rahasia Jokowi Soal BG ke Tim 9

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 4 Februari 2015 16:09 WIB

Calon Kapolri, Komjen Budi Gunawan ikuti Rapat Paripurna DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 15 Januari 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo dikabarkan batal melantik Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon Kepala Kepolisian RI. Ketua Tim 9, Buya Ahmad Syafii Maarif, mengatakan pengumuman pembatalan pelantikan Budi Gunawan tinggal menunggu momentum. Buya mengakui menerima informasi itu dari Presiden via ponselnya.

"Ya, sumbernya sah," kata tokoh senior Muhammadiyah itu kepada Tempo, Selasa malam, 3 Februari 2015. Namun Buya tak tahu pasti kapan waktu pengumuman pembatalan pelantikan Budi tersebut dilakukan oleh Jokowi. "Belum ada momentum. Saya bilang ke beliau, lebih cepat lebih baik."

Nama Budi Gunawan sudah diajukan sebagai calon tunggal oleh Presiden Joko Widodo kepada DPR. Parlemen pun menyetujui usulan tersebut. Tapi Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkannya sebagai tersangka kasus suap dan gratifikasi, sehari sebelum uji kelayakan dan kepatutan di DPR.

Keadaan menjadi kisruh karena kepolisian kemudian mengusut laporan masyarakat yang menuduh pimpinan KPK melakukan tindakan kriminal. Ketua KPK, Abraham Samad, dilaporkan dalam kasus dugaan pemalsuan dokumen, dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dijerat dengan tuduhan mengarahkan kesaksian palsu.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno, menyebutkan kisruh itu memunculkan dilema politik dan hukum. Dia menyarankan agar Budi legowo mengundurkan diri sebagai calon. “Akan sangat indah jika Budi Gunawan memiliki inisiatif mundur,” kata dia. Mundurnya Budi akan menyelesaikan realita politik di parlemen serta kondisi masyarakat yang tak berharap Budi dilantik.

Menurut rencana, Tim 9 akan menemui Presiden Joko Widodo, menjelang keberangkatan Presiden ke Malaysia hari ini. Mereka akan memaparkan temuannya atas hiruk pikuk hubungan KPK-Polri guna memperkaya pemahaman Presiden.

Anggota Tim 9, Imam B. Prasodjo, berharap Presiden Joko Widodo segera mengumumkan status Komjen Budi. Tujuannya agar kemelut antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi segera berakhir. "Presiden tak perlu mencari rekomendasi lagi karena dia sudah dengar dari atas, bawah, kanan, dan kiri,” kata Imam. “Kalau terlalu lama bisa menimbulkan chaos antar-lembaga."

Adapun Komisi Kepolisian Nasional masih menunggu sikap resmi Presiden untuk merumuskan kandidat baru pengganti Komjen Budi. Sekretaris Komisi Kepolisian Nasional, Syafriadi Cut Ali, mengatakan pengumuman kandidat baru justru bisa memunculkan persoalan lagi. "Kami sudah kantongi beberapa nama calon kuat, tapi tak etis kalau diumumkan sekarang," kata dia kepada Tempo, kemarin.

Pengamat hukum tata negara, Refly Harun, berharap Presiden memilih calon Kapolri baru menggantikan Budi Gunawan. Pasalnya, status Budi sebagai tersangka menjadi polemik. "Paling urgen saat ini, Presiden memilih calon Kapolri baru yang bisa merehabilitasi hubungan KPK dengan Polri," kata dia.

Seorang Kapolri yang bersih dan berkomitmen dalam memberantas korupsi, kata Rafly, bisa memutuskan rantai masalah antara kepolisian dan komisi antikorupsi. "Dengan wewenangnya, dia bisa meminta untuk menghentikan kriminalisasi pimpinan KPK."

PUTRI ADITYOWATI | TIKA PRIMANDARI | ANANDA TERESIA | MUHAMAD RIZKI | PRUWANTO

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

5 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

5 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

6 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

6 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

6 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

7 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

7 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

8 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

10 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

11 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya