100 Hari Jokowi, Peneliti: Rapornya Merah

Reporter

Rabu, 28 Januari 2015 16:33 WIB

Presiden Jokowi didampingi (Ki-Ka) Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menko Perekonomian Sofyan Jalil mengumumkan turunnya harga BBM di halaman Istana, Jakarta, 16 Januari 2015. Harga baru premium akan menjadi Rp. 6600 dan solar Rp 6400 perliter. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Padang - Peneliti dari Pusat Studi Konstitusi, Feri Amsari, menilai kinerja Presiden Joko Widodo buruk selama seratus hari pertama pemerintahan yang dipimpinnya. Jokowi pantas mendapatkan angka merah dalam rapor seratus hari kerja ini. (Baca: 100 Hari Jokowi-JK, Bekas Tim Sukses Beri Nilai 5)

"Jokowi hampir tidak naik kelas karena nilainya yang buruk. Angka merah di mana-mana," ujar pakar hukum tata negara ini, Rabu, 28 Januari 2015. Malah, Feri memberi Jokowi nilai 4.

Menurut Feri, seandainya tidak dalam sistem presidensial yang mengatur masa jabatan yang tetap, Jokowi sudah bisa diberhentikan sebagai presiden. Feri mengatakan Jokowi memilih kekuatan partai yang sangat besar di kabinetnya. Mereka mengisi kursi-kursi yang dinilai sangat penting. (Baca: Jokowi Tak Bisa Dimakzulkan, Begini Alasannya)

Pemilihan Jaksa Agung dan Kapolri yang paling mencolok. Mereka yang ditunjuk untuk menduduki jabatan itu memiliki track record buruk. "Ini angka merah yang paling terang," katanya. "Angka merah selanjutnya, Jokowi lebih mengutamakan suara partai daripada suara rakyat." (Baca: Jokowi Bukan Siapa-siapa di PDIP, Beda dengan SBY)

Feri juga menilai kinerja kabinet yang tak sistematis, terorganisasi, dan satu komando. Sebab, kealpaan partai-partai pendukung untuk patuh. "Itu sebabnya tindakan menteri banyak yang tidak sesuai dengan suara Istana," ujarnya. (Baca: Kritik 100 Hari Jokowi, Mahasiswa Tabur Bunga)

Seharusnya, Jokowi mensterilkan Istana dari pihak-pihak lawan yang tak mendukung pemerintahannya dan kehendak rakyat. "Sebelum rapor merah itu membuat Jokowi terjungkal, ada baiknya Jokowi mengevaluasi diri dan kabinetnya agar rapor kinerjanya menjadi lebih baik," ujarnya. (Baca: Kinerja Dinilai Jeblok, Jokowi Tak Kenal 100 Hari)

ANDRI EL FARUQI

Terpopuler
Selalu Bilang Next, Ceu Popong Tegur Menteri Anies
Pengacara Budi Gunawan Kini Incar Penyidik KPK
KPK Rontok, Giliran Yusuf PPATK 'Diteror' DPR
EKSKLUSIF: Wawancara Ratna, Saksi Bambang KPK (I)
'Jokowi, Dengarkan Kesaksian Ratna Mutiara'






Advertising
Advertising


Berita terkait

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

56 menit lalu

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

Soeharto lengser pada Kamis, 21 Mei 1998 berpengaruh besar terhadap karier militer menantunya dulu, Prabowo yang kini presiden terpilih Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

1 jam lalu

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

Bayu tak menampik namanya masuk dalam daftar calon pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Ada Dua Investasi Potensial di Indonesia yang Ditawarkan ke Elon Musk

2 jam lalu

Luhut Sebut Ada Dua Investasi Potensial di Indonesia yang Ditawarkan ke Elon Musk

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan ada dua investasi potensial yang ditawarkan kepada Elon Musk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istana soal Viral Jokowi Diminta Tolong Ambil Foto oleh Delegasi World Water Forum

3 jam lalu

Penjelasan Istana soal Viral Jokowi Diminta Tolong Ambil Foto oleh Delegasi World Water Forum

Presiden Jokowi dimintai seorang perempuan dari delegasi Prancis untuk mengambil potretnya di depan mangrove.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Jurnalis Tanya PDIP Soal Alasan Dirinya Tak Diundang ke Rakernas

4 jam lalu

Jokowi Minta Jurnalis Tanya PDIP Soal Alasan Dirinya Tak Diundang ke Rakernas

Presiden Jokowi tidak mau banyak berkomentar mengenai keputusan PDIP tidak mengundangnya rakernas partai akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Perintahkan Tambah Sabo Dam untuk Cegah Banjir Lahar di Sumbar

5 jam lalu

Jokowi Perintahkan Tambah Sabo Dam untuk Cegah Banjir Lahar di Sumbar

Presiden Jokowi memerintahkan Basuki Hadimuljono untuk menambah sabo dam dalam mencegah bencana galodo di wilayah Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Pidato Soal Infrastruktur dan Pengelolaan Air dalam World Water Forum, Walhi: Tak Menyelesaikan Krisis

5 jam lalu

Jokowi Pidato Soal Infrastruktur dan Pengelolaan Air dalam World Water Forum, Walhi: Tak Menyelesaikan Krisis

Walh mengkritik keras pidato Presiden Jokowi dalam Water World Forum ke-10. Program infrastruktur dan pengelolaan air dianggap masih bermasalah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Harap Kematian Presiden Iran Tak Pengaruhi Ekonomi Global

5 jam lalu

Jokowi Harap Kematian Presiden Iran Tak Pengaruhi Ekonomi Global

Presiden Jokowi mengharapkan kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi tidak berdampak pada ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Apresiasi BRI Microfinance Outlook 2024

5 jam lalu

Presiden Jokowi Apresiasi BRI Microfinance Outlook 2024

Jokowi memuji peran BRI dalam memberdayakan UMKM hingga ke pelosok desa.

Baca Selengkapnya

Jokowi Serahkan Santunan Warga Terdampak Banjir di Sumatera Barat

5 jam lalu

Jokowi Serahkan Santunan Warga Terdampak Banjir di Sumatera Barat

Jokowi meminta pemerintah daerah untuk menyiapkan lahan bagi warga yang perlu direlokasi, sebelum Kementerian Pekerjaan Umum mengirimkan logistik.

Baca Selengkapnya