Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto mengangkat tangan usai melakukan jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, 26 Januari 2015. Usai ditetapkan tersangka oleh Bareskrim, Bambang Widjojanto memutuskan berhenti sementara dari Wakil Ketua KPK. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Lalu ada yang memerintahkan: borgol. Mereka akan memborgol tangan saya di belakang. Saya bilang, “Saya bersarung, kalau mau borgol di depan saja.” Tapi mereka memaksa saya memborgol ke belakang, dan saya siap melawan kalau itu dilakukan. Seorang penyidik lalu melapor ke Daniel dan Victor, dan mereka membolehkan saya diborgol di depan. Mereka membawa saya ke mobil mereka, Toyota Fortuner.
Saya panggil anak saya: “Izzat, ke sini.” Saya berpikir, perlu saksi kalau ternyata saya “diapa-apakan” di mobil. Saya juga pengin menunjukkan kepada anak saya bagaimana menghadapi situasi seperti ini. Anak saya aktivis juga di Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi. Tapi kemudian saya juga berpikir: bagaimana kalau kami berdua justru dihilangkan di tengah jalan. Ya, sudahlah, yang penting saya pergi bersama anak saya.
Saya tanya kepada mereka, “Bagaimana mobil saya?” Dijawab akan dibawa polisi. Saya tanya, “Siapa namanya?” Mereka bilang petugas dari Polsek Sukmajaya. Saya, kan, perlu tahu juga siapa yang bertanggung jawab pada mobil saya. Selanjutnya: Ada Lakban Enggak?