Presiden Jokowi Lolos dari Jebakan Berbahaya  

Reporter

Sabtu, 17 Januari 2015 12:56 WIB

Presiden Jokowi, didampingi Jusuf Kalla, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Kapolri Jenderal Pol Sutarman (kanan), dan Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, 16 Januari 2015. Jokowi memberhentikan dengan hormat Jenderal Pol Sutarman dan mengangkat Komjen Pol Badrodin Haiti sebagai Plt Kepala Polri. ANTARA/Setpres-Rusman

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo menunda pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kapolri kendati telah disetujui oleh DPR. Presiden menunjuk Wakil Kapolri Komjen Pol. Badrodin Haiti sebagai Pelaksana Tugas Kapolri dan memberhentikan Jenderal Sutarman sebagai Kapolri. (Baca: Jokowi Tunda Budi Gunawan Jadi Kapolri )


Keputusan itu menghindari masalah pelik karena DPR meloloskan Budi sehingga “bola panas” kembali ke Presiden. Padahal, Komisi Pemberantasan Korupsi telah menetapkan Budi sebagai tersangka kasus rekening gendut pada 13 Januari 2015, sehari sebelumnya DPR menggelar uji kelayakan bagi calon Kapolri ini.


Sejumlah opsi lain sulit dilakukan yang karena akan mendatangkan persoalan. Berikut ini konsekuensi dari sejumlah opsi.


1. Opsi melantik Budi Gunawan.


Walau DPR telah menyetujui pengangkatan Budi, bukan tidak mungkin belakangan mengkritik Jokowi yang mengangkat seorang tersangka menjadi Kapolri. Presiden bisa dianggap menghina institusi kepolisian. Opsi ini juga akan memicu konflik antara KPK dan Polri. Jokowi pun akan dihujani oleh kritik oleh publik. (Baca: Tunda Budi Jokowi Hindari 3 Masalah Besar)


Advertising
Advertising

2. Opsi mempertahankan Sutarman.


Presiden tidak mudah pula mempertahankan Jenderal Sutarman karena sebelumnya telah mengusulkan pemberhentian Sutarman bersamaan dengan pengangkatan calon Kapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan. DPR tetap bisa mempertanyakannya.


3. Melantik, lalu menonaktifkan Budi Gunawan


Opsi ini sulit dilakukan karena Budi Gunawan baru tersangka, belum terdakwa. Padahal, penyelenggara negara biasanya baru bisa dinonaktifkan bisa berstatus terdakwa. Politikus Gerindra Desmond Junaidi Mahesa sebelumnya juga memperingatkan mengenai konsekuensi lain opsi ini.


"Kalau kondisinya seperti itu, sama saja mempermalukan Budi," kata Desmond, Jumat, 16 Januari 2015. Menurut Desmond, jika memang Presiden Jokowi tidak setuju, seharusnya tarik saja usulannya. Sehingga, DPR tidak perlu memproses. Baca (: Budi Gunawan Tak Dilantik Gerindra Interpelasi)


Opsi yang sekarang dipilih Jokowi bukan tanpa persoalan sama sekali. Politikus Gerindra, Habiburokhman, kini mempertanyakan penggangkatan Badrodin sebagai pelaksana tugas Kapolri. Ia mengatakan penunjukan Badrodin tidak tepat karena tidak memenuhi keadaan mendesak yang diatur dalam Undang Undang Kepolisian.


“Secara yuridis tidak tepat jika Sutarman diberhentikan dan Presiden menunjuk seorang Pelaksana Tugas.” Ia juga mengingatkan, penunjukan pelaksana juga harus melalu persetujuan DPR. (Baca: Kekeliruan Jokowi Soal Plt Kapolri Ala Gerindra)


Sebelumnya, ahli hukum tata negara, Refly Harun, menilai penunjukkan Badrodin Haiti sebagai pelaksana tugas Kapolri merupakan keputusan darurat. "Ini kan kondisinya sedang tidak normal," kata Refly, 16 Januari 2015. Ia mengatakan, keputusan itu diambil lantaran pelantikan Budi Gunawan harus ditunda mengingat KPK menyidik dugaan kasus korupsinya.( Refly Jabatan Plt Kapolri Dianggap Tidak Lazim)


Undang-undang Kepolisian mengatur bahwa penunjukkan pelaksana tugas harus disetujui oleh DPR, tapi permintaan persetujuan dilakukan bukan pada sebelum pengangkatan, melainkan sesudahnya.


Adapun Menteri Sekretaris Negara Pratikno membeberkan alasan tidak dilantiknya Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Kepolisian RI. "Ini dilakukan untuk memberikan kesempatan pada KPK memeriksa yang bersangkutan," ujar Pratikno, 16 Januari 2015. (Baca: Kata Mensesneg Pratikno Soal Penundaan Kapolri)


TIM TEMPO


Berita lain:


Jadi Plt Kapolri, Badrodin Tak Boleh...


Kompolnas: Badrodin Atasi Kemelut Kapolri


Jokowi Tunda Budi Gunawan, Ini Drama di Istana



Berita terkait

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Masuknya di Indonesia

1 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Masuknya di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

1 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

3 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

4 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

5 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

5 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

5 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

6 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

6 jam lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

7 jam lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

Jokowi optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya