TEMPO.CO, Makassar -Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Inspektur Jenderal Anton Setiadji, mengatakan terduga teroris bernama Ilham Syafii merupakan jaringan teroris Poso yang dikomandai Santoso. "Iya, masih berkaitan dengan Santoso. IS ini masih jaringannya," kata Anton, kemarin.
Konfirmasi mengenai identitas Ilham Syafii yang masuk dalam jaringan terorisme diperoleh pihaknya dari pimpinan Detasemen Khusus alias Densus 88 Anti-Teror. Kabar itu diterimanya beberapa saat setelah Ilham Syafii ditembak mati di Kabupaten Luwu Utara, Sabtu, 10 Januari, pukul 10.05 Wita. (Baca:Densus 88 Tembak Mati Terduga Teroris)
"Sekitar pukul 12-an, saya ditelepon langsung oleh Kepala Densus yang membenarkan dia (terduga teroris yang ditembak) bernama IS," ucap Anton. Guna memastikannya, proses identifikasi dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan Mappaoddang, Makassar. "Kita cek dulu," tutur dia.
Jenazah terduga teroris yang diberangkatkan dari Palopo tiba di rumah sakit sekira pukul 20.00 Wita. Kurang lebih dua jam kemudian, tim dokter forensik melaporkan hasil rontgen dan sidik jari terduga teroris ke pimpinan kepolisian setempat. Hasilnya, pria yang ditembak mati itu benar adalah IS.
Ilahm Syafii meregang nyawa lantaran ditembak saat berusaha melarikan diri. Peristiwa itu berawal saat ia melintas di wilayah Tanalili sekitar 09.45 Wita. Melihat ada polisi yang mengintainya, Ilham Syafii kabur ke arah perkebunan Dusun Beringin. Tim Densus melakukan pengejaran sampai akhirnya pelaku terdesak dan melakukan perlawanan.
"Target melawan sehingga dilakukan tembakan melumpuhkan yang mengakibatkan korban tewas," kata Juru Bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Endi Sutendi. Terdapat tiga luka tembak di tubuh IS yakni pada lengan kanan, betis kanan dan dada bagian samping kanan, tepatnya di bawah ketiak yang tembus ke bagian samping kiri.
Bersama Ilham Syafii, Tim Densus menyita sejumlah barang bukti yakni senjata api alias pistol jenis Browning Hi Power Automatic dengan kaliber 9 mm, peluru 5 butir kaliber 9 mm, sebuah teleppon seluler merek Samsung dan sebilah pisau lipat merek Eiger.
TRI YARI KURNIAWAN
Baca juga:
Ahmad Dhani Berkicau Air Asia dan Takhayul
Isi Ancaman Bom ke VoA Indonesia
Apa Motivasi Ancaman Bom ke VoA Indonesia?
Tragedi Air Asia, Ekor Pesawat Diangkut ke Jakarta
Berita terkait
Dugaan Korupsi MAN Gowa, Polisi Geledah Kementerian Agama Sulsel
24 Agustus 2017
Anggota Tindak Pidana Korupsi Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sulawesi Selatan menggeledah Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaPegawai Honorer Terlibat Prostitusi Online di Makassar
25 Juli 2017
Prostitusi online melalui WhatsApp yang dikelola tiga mucikari,
salah satunya pegawai honorer Dinas Lingkungan Hidup.
Sabu dari Celana Dalam Salama Akan Diedarkan di Makassar
22 Juni 2017
Narkoba jenis sabu-sabu itu disembunyikan Salama di celana dalam, untuk kemudian diedarkan.
Baca SelengkapnyaPolisi Tahan Tiga Tersangka Korupsi Universitas Negeri Makassar
23 Mei 2017
Kasus tersebut bergulir sejak 2015 diawali dengan lelang sebanyak dua kali.
Baca SelengkapnyaSatgas Pangan Sulsel Gerebek 5.300 Ton Gula Rafinasi Ilegal
22 Mei 2017
Gula rafinasi yang ditemukan dinyatakan tidak layak beredar di
masayarakat karena kadar gulanya terlalu tinggi. Berbahaya
untuk kesehatan.
Kolor Ijo, Napi Hukuman Mati yang Kabur dari Bui, Tewas Ditembak
19 Mei 2017
Terpidana hukuman mati, Iqbal alias Kolor Ijo, tewas ditembak personel gabungan Reserse Polda Sulawesi Selatan di hutan wilayah Luwu Timur.
Baca SelengkapnyaPetugas Polda Sulawesi Selatan Tembak Mati Pencuri Sepeda Motor
25 April 2017
Tim khusus Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan menembak mati residivis pencuri kendaraan bermotor bernama Basri bin Lewa.
Baca SelengkapnyaPolisi Dalami Pemasok Sabu di Kampung Narkoba Makassar
20 April 2017
Dalam pemeriksaan tersebut peran masing-masing pelaku juga akan diketahui.
Baca SelengkapnyaKisruh Taksi Online, 10 Unit Terjaring Razia Polisi di Makassar
6 April 2017
Tim gabungan Direktorat lalu Lintas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Dinas Perhubungan mulai menindak taksi online yang beroperasi di Makassar.
Baca SelengkapnyaDugaan Pencabulan, Polrestabes Makassar: Pelakunya Bukan La Tinro
30 Maret 2017
Kepala Polrestabes Makassar Komisaris Besar Endi Sutendi mengatakan ternyata bukan La Tinro La Tunrung yang dilaporkan, melainkan adiknya.
Baca Selengkapnya