Kepala BASARNAS, F. Henry Bambang Soelistyo, mengamati foto puing ekor AirAsia QZ8501 yang ditemukan oleh penyelam di Laut Jawa dalam konpers di Jakarta, 7 Januari 2015. Di ekor ini diharapkan akan ditemukan kotak hitam atau black box pesawat naas ini. AP/Dita Alangkara
TEMPO.CO, Pangkalan - Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Henry Bambang Soelistyo mengatakan kapal Jepang tak ikut operasi pencarian pesawat Air Asia QZ8501 mulai Jumat, 9 Januari 2015. Menurut dia, sedikit demi sedikit kekuatan dari luar negeri memang bakal dikurangi. (Baca: Cari Air Asia, Kapal Malaysia Temukan Satu Jasad)
"Supaya pencarian tidak berlebihan dan lebih efektif," ujar Soelistyo di Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 8 Januari 2015. Kemarin, tim penyelam TNI Angkatan Laut sudah menemukan bagian ekor pesawat jenis Airbus A320-200 itu. Selama penyelaman, kapal-kapal harus menepi agar suaranya tidak mengganggu penyelam. (Baca: Black Box Air Asia Harus Tetap Direndam Air)
Dua kapal Jepang, yakni Ohnami dan Takanami, ikut mencari pesawat nahas itu sejak Sabtu, 3 Januari 2015. Selain Jepang, ada armada dari negara lain yang turut mencari pesawat Air Asia. Di antaranya Singapura, Amerika Serikat, Malaysia, dan Rusia. (Baca: Begini Jenazah Korban Air Asia Diperlakukan)
Pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak dengan menara pengawas lalu lintas udara di sekitar Tanjung Pandan, Belitung, Ahad pagi, 28 Desember 2014. Pesawat Air Asia QZ8501 membawa 155 penumpang dan 7 awak. Hingga Kamis, baru 41 jenazah yang berhasil dievakuasi. (Simak pula: Misi Air Asia, Prajurit Cantik Ini Jago Menyelam)
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
27 hari lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
Maskapai penerbangan Indonesia AirAsia membatalkan dua penerbangan dari dan menuju Kota Kinabalu, Malaysia akibat sebaran abu vulkanik Gunung Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.