Benda diduga bagian dari pesawat mengapung yang ditemukan dalam zona pencarian AirAsia QZ 8501 difoto dari atas pesawat udara, 30 Desember 2014. BAY ISMOYO/AFP/Getty Images
TEMPO.CO, Jakarta - TNI Angkatan Udara melanjutkan proses evakuasi korban pesawat Air Asia QZ8501 yang hilang sejak Ahad, 28 Desember 2014. Pesawat Hercules C130 milik TNI AU lepas landas sekitar pukul 05.30 dari Bandar Udara Halim Perdanakusumah. (Baca: Korban Air Asia dan Kehebatan KRI Bung Tomo)
"Dalam penerbangan ini, kami membawa serta satu regu marinir penyelam dan tim dari Palang Merah Indonesia," ujar Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah Marsekal Pertama Sri Pulung, Rabu, 31 Desember 2014. (Baca: Cara Benar Evakuasi Korban Air Asia QZ 8501)
Tim dari PMI membawa peralatan medis dan evakuasi yang dibutuhkan. Begitu pun tim marinir yang membawa seluruh alat selamnya. Adapun jumlah marinir penyelam yang diangkut 21 orang dan tim PMI 11 orang. "Daya selam tim marinir ini bisa sampai 45 meter," ujar Panglima Komando TNI AU Marsekal Dwi Putranto. (Baca: Cari Serpihan Air Asia, Basarnas Turunkan Penyelam)
Namun demikian, Pesawat Hercules C130 Alpha 1319 yang mestinya terbang ke Pangkalan Bun, harus kembali ke Bandar Udara Halim Perdanakusumah karena masalah sinyal. Setelah sekitar satu setengah jam berputar di angkasa, pukul 07.00, pesawat ini kembali ke Halim. "Karena cuaca buruk dan bermasalah pada RT unit," ujar Panglima Komando Operasi TNI AU Marsekal Agus Dwi Putranto. (Baca: Duka AirAsia, Ngunduh Mantu Raffi Ahmad Dikecam)
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
28 hari lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
Maskapai penerbangan Indonesia AirAsia membatalkan dua penerbangan dari dan menuju Kota Kinabalu, Malaysia akibat sebaran abu vulkanik Gunung Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.