Jokowi Gampang Diobok-obok, Ini Sebabnya

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Minggu, 21 Desember 2014 17:13 WIB

Presiden Joko Widodo didampingi istrinya Iriana Widodo saat berkunjung di alun-alun rumah jabatan Gubernur NTT, 20 Desember 2014. Presiden Jokowi akan menghadiri acara syukuran HUT ke-56 NTT dan peletekan batu pertama pembangunan Bendungan Reknamo. Tempo/Jhon Seo

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari lembaga survei Cyrus Network, Hasan Nasbi, mengatakan posisi pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla rentan terbelah jika tak memiliki kontrol kuat pada partai politik. Pemerintah tak bisa mengandalkan dukungan penuh dari publik saja, tetapi juga dukungan partai di parlemen. (Baca: Ruhut Ungkap Agenda di Balik Pertemuan Jokowi-SBY)

"Kalau tak ada support dari partai politik di parlemen, akan jadi pemerintahan terisolasi. Pemerintah rentan diobok-obok," kata Hasan pada diskusi hasil survei rating pemerintah di Jakarta, Ahad, 21 Desember 2014.

Berdasar survei Cyrus Network, 70 persen dari 1.220 responden mendukung pemerintah melakukan perbaikan dan menyejahterakan rakyat. Padahal, 57 persen responden menolak kenaikan harga bahan bakar. Hingga kini, elektabilitas Jokowi-JK pun hanya turun 2,2 persen dibanding saat pemilihan presiden Juli 2014. (Baca: Jusuf Kalla Pastikan Perpu Pilkada Lolos Mulus)

Menurut Hasan, Jokowi dan JK harus memasukkan lebih banyak orang yang memiliki kekuatan politik di internal dan luar Koalisi Indonesia Hebat. Ia memandang, Megawati dan Jusuf Kalla hanya dihormati oleh segelintir partai. Jika tak punya patron politik, kemungkinan besar partai pengusung Jokowi bisa membelot beberapa tahun mendatang.

"SBY saja yang punya kontrol di Demokrat masih bisa dimainin. Bulan madu tak akan sampai dua tahun, pada tahun ketiga masing-masing partai memikirkan prospek partai," kata Hasan. (Baca: Fahri Hamzah Ingin Koalisi Prabowo Satu Suara)

Politikus PDI Perjuangan, Maruarar Sirait, mengatakan Jokowi bukanlah pemimpin boneka yang perlu meminta dukungan elite politik. Ia yakin, dengan dukungan publik, presiden dan wakilnya bisa lebih bebas mengambil kebijakan.

"Dukungan elite tak boleh karena mengarah ke transaksional jadi memang harus dukungan publik. Itulah ukuran kedaulatan pemerintahan Jokowi," kata Maruarar.

PUTRI ADITYOWATI

Baca berita lainnya:
Ical, Lumpur Lapindo, dan Pemberi Harapan Palsu
3 Dalih Pemerintah Jokowi Talangi Utang Lapindo

Alasan TNI AL Tak Penuhi Permintaan Menteri Susi

'Kalau Lapindo Salah, Kamu Pikir Jokowi Mau'

Berita terkait

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

2 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

3 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

4 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

17 jam lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

18 jam lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

18 jam lalu

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

Jokowi mengatakan selama 10 tahun dia menjabat sebagai presiden urusan konflik tanah selalu menjadi keluhan utama warga.

Baca Selengkapnya

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

19 jam lalu

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

Presiden Jokowi ditagih sertifikat tanah oleh warga dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

20 jam lalu

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tetap memberikan dukungan semangat kepada Timnas U-23 Indonesia bisa lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

21 jam lalu

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

Bobby Nasution kembali menuai kontroversi setelah melantik pamannya menjadi Sekda Kota Medan. Ini deretan kontroversinya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

21 jam lalu

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk kunjungan kerja.

Baca Selengkapnya