Jokowi Diminta Hentikan Eksekusi Hukuman Mati  

Reporter

Editor

Anton Septian

Kamis, 18 Desember 2014 13:44 WIB

TEMPO/ Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pegiat hak asasi manusia, Human Right Watch, mendesak Presiden Joko Widodo segera membatalkan rencana eksekusi hukuman mati untuk lima terpidana kasus narkoba. Awal Desember lalu, Jokowi mengumumkan eksekusi lima tahanan yang namanya belum dipublikasikan kepada publik.

"Presiden Jokowi harus bergabung dalam arus global yang ingin menghapus hukuman mati dibanding menyetujui eksekusi mati," kata Wakil Direktur Human Rights Watch Asia Phelim Kine dalam siaran persnya, Kamis, 18 Desember 2014. "Indonesia harus menunjukkan kepemimpinan di antara negara Asia dengan menghentikan praktek barbar ini selamanya." (Baca: Grasi Ditolak, 5 Narapidana Segera Dieksekusi Mati)

Kine menilai eksekusi hukuman mati adalah tindakan biadab dan tidak memberikan efek jera bagi pelaku kriminal. "Jika Jokowi serius menjadikan Indonesia sebagai negara modern dan negara demokrasi yang menghargai hak asasi, ia dapat memulainya dengan bergabung bersama negara-negara yang telah menghapus hukuman mati," ujarnya. (Baca: Kejaksaan Eksekusi Mati Lima Terpidana Akhir Tahun)

Sebelumnya, Jokowi menolak permohonan grasi lima terpidana mati kasus narkoba. Menurut Jokowi, keputusan itu muncul karena ia menganggap pengedar narkoba telah menghancurkan masa depan bangsa. "Itu (hukuman mati bagi pengedar) jadi shock therapy-nya," tutur Jokowi saat memberikan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, awal Desember lalu.

Berdasarkan data Kejaksaan Agung, ada 136 orang yang dijatuhi sanksi hukuman mati di Indonesia. Dari total 136 terpidana mati, 64 orang terkait dengan kasus perdagangan narkoba, 2 orang tersangkut kasus terorisme, serta sisanya berhubungan dengan kasus pembunuhan dan perampokan.

PAMELA SARNIA



Terpopuler:
Imam Prasodjo Ucapkan Innalillahi... pada KPK
Begini Pembubaran Nonton Film Senyap di AJI Yogya
Ah Poong Sentul Bogor Disegel
3 Persamaan Heboh Acara Anang dan Raffi Ahmad

Berita terkait

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

15 menit lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

37 menit lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

53 menit lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

1 jam lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

1 jam lalu

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap untuk melanjutkan kerja sama baik dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

2 jam lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

15 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

16 jam lalu

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

PDIP tidak mengundang Presiden Jokowi dalam acara Rakernas IV. Djarot Saiful Hidayat mengungkap alasannya.

Baca Selengkapnya

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

18 jam lalu

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

BPJS Kesehatan diubah menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Ini daftar peserta BPJS Kesehatan yang tidak bisa naik kelas rawat inap.

Baca Selengkapnya

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

19 jam lalu

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

Sejumlah topik dibahas dalam pertemuan Jokowi dan GP Ansor.

Baca Selengkapnya