Ancaman Demonstran Anti-Natal, Polisi Siaga

Reporter

Kamis, 18 Desember 2014 10:51 WIB

Aksesoris natal yang dipajang di acara Pasar Natal di Gendarmenmarkt, Berlin (25/11). REUTERS/Fabrizio Bensch

TEMPO.CO, Mojokerto - Dalam beberapa hari ke depan sampai Hari Natal, Kepolisian Resor Mojokerto Kota akan menjaga sejumlah supermarket, toko, dan pusat perbelanjaan lain dari ancaman larangan pemakaian akesori khas Natal.

“Kami akan monitor dan melakukan pengamanan ke pusat perbelanjaan agar tidak terjadi gesekan karena masyarakat ada yang pro dan kontra soal ini,” kata Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Kota Ajun Komisaris Besar Wiji Suwartini, Kamis, 18 Desember 2014. (Baca juga: Polisi Tangkap Demonstran Anti-Natal di Mojokerto)

Pada Rabu lalu, sekelompok anggota Jamaah Ansharus Syariah (JAS) di Mojokerto sempat menyebarkan selebaran dan membawa spanduk berisi larangan mengucapkan selamat Natal bagi muslim. Mereka juga melarang karyawan toko, supermarket, dan minimarket yang muslim mengenakan aksesori khas Natal. Namun aksi mereka dicegah polisi.

Menurut Wiji, para anggota JAS tersebut juga berencana berkeliling ke toko-toko dan supermarket pada 22 Desember 2014 untuk mengecek apakah ada karyawan muslim yang mengenakan aksesori Natal. “Jika ditemukan ada, mereka janji akan aksi lagi 23 Desember 2014,” katanya.

Untuk mencegah terjadinya konflik, Wiji meminta para anggota JAS tidak melakukan aksi tersebut, meski secara persuasif atau tanpa kekerasan. “Kami sampaikan, biar kami (polisi) saja yang menyampaikan aspirasi itu. Tapi mereka minta jaminan itu bisa sampai ke masyarakat,” ujarnya.

Menurut Wiji, orang tidak bisa memaksakan larangan tertentu kepada orang lain, termasuk dalam hal penggunaan aksesori Natal. “Mereka anggap itu haram, padahal kita enggak tahu apakah yang memakai itu atas paksaan atau kehendak sendiri,” katanya.

Sementara itu, menurut pantauan Tempo di sejumlah supermarket dan minimarket, seperti Alfamart dan Indomaret, di Mojokerto, belum tampak aksesori Natal. Topi Sinterklas yang biasanya digunakan karyawan minimarket Alfamart ataupun Indomaret setiap kali menjelang Natal belum terlihat.

JAS merupakan organisasi sempalan Jamaah Ansharut Tauhid pimpinan Abu Bakar Ba’asyir. Dasar JAS melarang muslim mengucapkan selamat Natal dan menggunakan aksesori Natal adalah fatwa Majelis Ulama Indonesia tertanggal 7 Maret 1981 yang berisi larangan menggunakan aksesori Natal, mengucapkan selamat Natal, dan membantu orang Nasrani dalam perayaan dan pengamanan Natal serta imbauan agar pengusaha tidak memaksa karyawan muslim mengenakan aksesori Natal.

ISHOMUDDIN

Berita lain:
Rupiah Loyo, Jokowi Panggil Menteri ke Istana
Dilantik, Djarot: Eh, Istriku Mana?
Ormas Larang ISI Yogya Putar Film Senyap

Berita terkait

Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama

27 Juni 2019

Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama

Protes kekerasan atas nama agama digelar di India, setelah gerombolan Hindu melakukan aksi pengeroyokan terhadap seorang pria Muslim pekan lalu.

Baca Selengkapnya

SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

20 Februari 2018

SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

Hendardi mengatakan bahwa tujuan dari pihak yang melakukan penyerangan itu, yakni menciptakan instabilitas.

Baca Selengkapnya

Kasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran

26 September 2017

Kasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran

Djarot mengatakan tindakan Joker membubarkan kebaktian Pulogebang tidak mencerminkan Islam yang damai dan penuh rahmat.

Baca Selengkapnya

Rusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi

26 September 2017

Rusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi

Setelah kasus kebaktian Pulogebang terjadi, Forum Komunikasi akan menunjuk perwakilan dari agama dan suku pada setiap blok selaku komunikator.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang

26 September 2017

Polisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang

Sukatma pun menerangkan bahwa video rusuh kebaktian Pulogebang yang viral tersebut tidak lengkap .

Baca Selengkapnya

Kasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...

26 September 2017

Kasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...

Tokoh masyarakat telah membuat kesepakatan agar insiden pembubaran kebaktian Pulogebang tidak terulang.

Baca Selengkapnya

Komnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut

25 September 2017

Komnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut

Arist?berpendapat, menjalankan ibadah, termasuk kebaktian?Pulogebang,?adalah hak fundamental yang dilindungi secara universal.

Baca Selengkapnya

Pria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun

25 September 2017

Pria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun

Pria bernama Nasoem Sulaiman alias Joker terekam kamera tengah membubarkan kebaktian Pulogebang

Baca Selengkapnya

Sisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang

25 September 2017

Sisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang

Nasoem alias Joker rajin beribadah dan menjadi tokoh masyarakat di rusun. Dia dibawa ke kantor polisi lantaran membuat rusuh kebaktian di Pulo Gebang.

Baca Selengkapnya

Begini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang

25 September 2017

Begini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang

Tak sampai 24 jam setelah mengganggu kebaktian di Rumah Susun Pulogebang, Joker dihajar empat orang pria bertubuh tinggi dan besar di rumahnya.

Baca Selengkapnya