Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan mengobrol dengan para siswa SMP Negeri 1 Kota Depok soal sistem belajar baru dalam penerapan kurikulum 2013 saat sidak penerapan kurikulum 2014 di Depok, 14 November 2014. TEMPO/Ilham Tirta
TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan mengatakan desain baru pengembangan Kurikulum 2013 akan rampung akhir Desember nanti. Konsep disusun sesuai kondisi penerapan kurikulum baru itu di sekolah-sekolah selama ini. (Baca: Menteri Anies Makin Mantap Tarik Kurikulum 2013)
"Akhir Desember 2014, kami sudah punya jawaban persis layout-nya bagaimana," kata Anies seusai menyaksikan pergelaran orkestra nasional di gedung Concert Hall kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Senin malam, 8 Desember 2014. (Baca: Soal Kurikulum 2013, Menteri Anies Ogah Temui Nuh)
Anies mengatakan Kemendikbud tidak akan terburu-buru memperluas penerapan Kurikulum 2013 ke semua sekolah. Kurikulum itu akan lebih dulu diuji penerapannya di 6.221 sekolah yang sudah menjalankannya selama tiga semester. Itu pun, sekolah bebas memilih, bersedia menjadi lokasi uji coba atau tidak.
Selama masa uji coba, Anies menambahkan, secara bertahap akan ada pelatihan bagi guru-guru di sekolah lain yang tidak melaksanakan Kurikulum 2013. Model pelatihannya, magang bersama pengajar di sekolah yang menjadi lokasi pengujian Kurikulum 2013.
Anies mengaku tidak sepakat dengan cara pemberlakuan Kurikulum 2013 di era Menteri Mohammad Nuh. Proses persiapan penerapan kurikulum ini tidak bisa asal selesai dalam target satu tahun. "Kalau begitu, hanya akan beres dalam statistik. Kondisi sebenarnya di lapangan bisa berbeda," kata dia.
Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Rokhmat Wahab berpendapat penerapan Kurikulum 2013 harus dilanjutkan. Menurut dia, meski memiliki banyak kelemahan, konsepnya masih lebih baik ketimbang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006. "Di Kurikulum 2013, ada pertimbangan khusus untuk menyiapkan siswa sesuai kebutuhan perkembangan zaman di era abad 21, di KTSP tidak ada," kata Rokhmat.
Dia mengakui penerapan Kurikulum 2013 bermasalah, tapi tidak sepakat dengan keputusan penarikannya dari 201.779 sekolah. Rokhmat mengatakan lebih baik penerapannya hanya ditarik dari kelas-kelas yang menjalankan kurikulum baru itu secara sepenggal. Contoh, kelas XII di SMA dan SMK atau kelas VIII di SMP, yang menjalankan Kurikulum 2013 pada tahun ini tapi menerapkan KTSP di tahun sebelumnya.