Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bersama Akbar Tanjung (ketiga kanan) dan Idrus Marham (kanan) memberikan keterangan pers terkait Munas ke-7 Partai Golkar di Jakarta, 25 November 2014. ANTARA/Rifki Saputra
TEMPO.CO,Jakarta -Politikus Partai Golkar, Zainudin Amali, mengatakan sudah saatnya partainya melepas ketergantungan dari pemimpin yang berduit. Sebab, kepengurusan Golkar di bawah orang berduit rawan diintervensi pemimpin tersebut. (Baca: Organisasi Pendiri Golkar Tolak Munas Kubu Ical)
"Jangan lagi andalkan itu. Banyak calon muda tapi tidak terpilih karena tidak punya duit," kata dia di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis, 27 November 2014.
Dia mencontohkan sosok Hajriyanto Y. Thohari yang maju sebagai calon ketua umum namun tidak terpilih. Dia dinilai tidak berkecukupan secara finansial, sehingga memunculkan kekhawatiran ihwl kecukupan dana pembiayaan partai di bawah kepemimpinannya. (Baca: Hajriyanto Mundur dari Presidium Golkar)
Saat ditanya ihwal tudingan bahwa Ketua Umum Aburizal Bakrie telah gagal memimpin Golkar selama lima tahun ini, Zainuddin tak banyak berkomentar.
"Yaaa, masyarakat yang lebih tahulah," ujarnya sembari tersenyum.
Menurut dia, sudah saatnya partai-partai yang menduduki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat dibiayai oleh pemerintah. Dengan demikian, sistemlah yang akan berjalan, bukan kelompok-kelompok tertentu yang berpotensi mengintervensi partai. (Baca: Tanpa Izin, Munas Golkar di Bali Tetap Berjalan)