NasDem: Hak Interpelasi Bukan Hak Ecek-Ecek  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 26 November 2014 06:13 WIB

Pimpinan Komisi VI DPR RI, Dodi Reza Alex Noerdin (kanan) bersama Heri Gunawan (kiri), Azam Azman Natawijana (kedua kiri) dan Achmad Hafisz Tohir (kedua kanan) dalam jumpa pers sikap komisi VI DPR RI terkait kenaikan harga BBM di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 21 November 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Fraksi NasDem Dewan Perwakilan Rakyat Johnny G. Plate mengatakan hak interpelasi merupakan hak yang melekat pada setiap anggota DPR. "Hak interpelasi harus dihormati, bukan hak ecek-ecek yang disepelekan begitu saja," katanya di Gedung Nusantara III DPR, Selasa, 25 November 2014. (Baca: 3 Perseteruan Heboh Presiden Jokowi Versus DPR)

Johnny menjelaskan, hak interpelasi atau hak bertanya adalah hak serius dengan dampak hukum dan politik yang luas. Johnny menyebutkan jawaban atas para anggota DPR yang mengusulkan interpelasi terkait kenaikan harga BBM kepada presiden. Ia menuturkan, sebelum presiden menjawab, ada yang bisa didiskusikan.

Johnny menuturkan, ada dua hal yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat mengumumkan pengurangan subsidi. Pertama, menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi jenis premiun dan solar. Kedua, menyampaikan alasannya, yaitu anggaran subsidi selama lima tahun lebih dari RP 700 triliun digunakan untuk memberi subsidi rakyat hanya untuk konsumsi. (Baca: Interpelasi Bisa ke Arah Pengusutan Beleid Jokowi)


"Presiden melihat aktivitas konsumtif berdampak pada dependensi rakyat terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara," ujarnya. Oleh karena itu, kata Johnny, presiden memilih mengalokasikan dana Rp 700 triliun untuk sektor produktif rakyat melalui realokasi bagi kegiatan pembangunan infrastruktur.

"Khususnya yang terkait aktivitas rakyat, seperti irigasi, jembatan, jalan, dan infrastruktur nelayan," kata Johnny. Alokasi tersebut bertujuan membangun partisipasi langsung masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Menurut Fraksi NasDem, interpelasi masuk akal jika diajukan pihak yang belum memahami alasan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. (Baca: Galang Dukungan Interpelasi Jokowi Dimulai)

Pemerintah memang belum memberikan penjelasan soal kebijakan kenaikan harga BBM kepada komisi DPR. Jika interpelasi tetap diajukan, Fraksi NasDem menganggapnya sebagai pengusulan yang bersifat prematur. "Jika interpelasi dilakukan setelah rapat dengar pendapat dengan pemerintah, maka kami anggap hal itu tepat," ucap Johnny.

MARIA YUNIAR


Berita lainnya:
Siapa 18 Inisiator Interpelasi Jokowi Soal BBM?
Voting Time, Jokowi Tekuk Presiden hingga Artis

Jokowi Akui Larang Menteri Rapat Bersama DPR

Operasi Diam-diam Susi Pantau Illegal Fishing

Rapat Pleno Golkar Ricuh Diserbu Massa

Berita terkait

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

2 jam lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

3 jam lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

3 jam lalu

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

Jokowi mengatakan selama 10 tahun dia menjabat sebagai presiden urusan konflik tanah selalu menjadi keluhan utama warga.

Baca Selengkapnya

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

4 jam lalu

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

Presiden Jokowi ditagih sertifikat tanah oleh warga dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

5 jam lalu

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tetap memberikan dukungan semangat kepada Timnas U-23 Indonesia bisa lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

6 jam lalu

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

Bobby Nasution kembali menuai kontroversi setelah melantik pamannya menjadi Sekda Kota Medan. Ini deretan kontroversinya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

7 jam lalu

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk kunjungan kerja.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Temui Jokowi, Menkominfo: Komitmen Investasinya Rp 28 T

7 jam lalu

CEO Microsoft Temui Jokowi, Menkominfo: Komitmen Investasinya Rp 28 T

Menteri komunikasi dan informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengungkap jumlah investasi Microsoft di Indonesia sebesar $1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

8 jam lalu

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

Hakim menilai pernyataan Rocky Gerung sebagai kritik terhadap kebijakan publik, bukan serangan personal terhadap individu.

Baca Selengkapnya

Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

9 jam lalu

Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Jokowi dan beberapa menteri nonton bareng laga Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024. Nobar pun dilakukan di banyak tempat semalam.

Baca Selengkapnya