Harga BBM Naik Bukan Alasan Lengserkan Jokowi  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 19 November 2014 06:31 WIB

Presiden Jokowi bertepuk tangan saat mengikuti sidang pleno di pertemuan ASEAN ke-25 di Naypyitaw, Myanmar, 12 November 2014. REUTERS/Damir Sagolj

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum tata negara Refly Harun mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi tidak akan berdampak pemakzulan Presiden Joko Widodo. Kenaikan harga BBM itu, ujarnya, hanya terapi kejut yang efeknya mungkin berlangsung hingga akhir tahun ini. (Baca: Nurul Arifin: Harga Dunia Turun, Kok BBM Kita Naik)

Refly menegaskan, pemakzulan Jokowi hanya dapat terjadi jika ia melakukan tindak pidana korupsi dan tindak pidana lain, pengkhianatan kepada bangsa dan negara, menjadi warga negara asing atas kemauannya sendiri, serta tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden atau wakil presiden. (Baca: Jokowi Naikkan Harga BBM, Puan Menutup Diri?)

Refly berujar, kebijakan pemerintah bisa saja keliru, namun bukan berarti menjadi kesalahan utama dan fatal. "Efek kenaikan harga BBM tidak lama. Saya kira dampak bisa segera diredam. Kepercayaan masyarakat tetap tinggi kepada pemerintah," kata Refly saat dihubungi Tempo, Selasa, 18 November 2014.

Seharusnya, kata dia, DPR dapat menggunakan haknya untuk mengkritisi kebijakan tersebut. Refly menyarankan DPR tidak perlu menggunakan hak interpelasi. "Cukup hak bertanya saja, kenapa dan bagaimana soal BBM naik. Mereka pun harus meyakinkan kelancaran program selanjutnya," ujarnya. (Baca: Kenaikan Harga BBM, Begini Hitungan Faisal Basri)

Sebenarnya, kata alumnus Universtas Indonesia itu, kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi ini bukan merupakan hal yang baru dan mengejutkan. Pasalnya, isu tersebut telah bergulir sejak lama. Karena itu, masyarakat tidak lagi kaget atas kebijakan yang diputuskan Jokowi pada Senin malam itu.

Hal terpenting yang kini harus dilakukan pemerintah, kata Refly, adalah konsisten memerangi mafia minyak dan gas, menghemat biaya perjalanan dinas para pejabat publik, memberantas korupsi di berbagai elemen, serta memutuskan kebijakan yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat. (Baca: Ibas Bandingkan Kenaikan BBM Era SBY dan Jokowi)

Presiden Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter di Istana Merdeka, Senin, 17 November 2104. Jokowi mengklaim subsidi BBM akan dialihkan ke sektor produktif. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyebutkan, dengan kenaikan harga BBM ini, pemerintah bisa menghemat subsidi Rp 120 triliun.

Belakangan, kebijakan itu diprotes partai koalisi pendukung bekas calon presiden Prabowo Subianto. Sekretaris Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan partainya akan mengajukan hak interpelasi kepada pemerintah atas kenaikan harga BBM bersubsidi. "Kami akan gulirkan interpelasi," kata Bambang. (Baca: BBM Naik, #SalamGigitJari Jadi Trending Topic)

Menurut Bambang, kebijakan Presiden Joko Widodo menaikkan harga BBM bersubsidi memindahkan beban pemerintah ke pundak rakyat. Artinya, kata Bambang, seluruh anggota Fraksi Partai Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat wajib bertanya kepada pemerintah ihwal kebijakan tersebut.

DEWI SUCI RAHAYU




Baca Berita Terpopuler
Beda Jokowi dan SBY dalam Umumkan Kenaikan BBM
Di Negara Ini Harga BBM Turun Tapi Tetap Mahal
BEM Indonesia Akan Turunkan Jokowi
Harga BBM Naik, JK Hubungi Ical dan SBY
Ceu Popong Ajukan Pertanyaan 'Bodoh' di Paripurna

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

19 menit lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

1 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

1 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

2 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

5 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

7 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

17 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

17 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

19 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

19 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya