Susi Tolak G-20, Jokowi Patut Pikirkan

Reporter

Editor

Suseno TNR

Jumat, 14 November 2014 07:25 WIB

Calon presiden pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan calon presiden pasangan nomor urut dua Joko Widodo (tengah) disaksikan moderator Hikmahanto Juwana (kanan) pada acara Debat Capres 2014 putaran ketiga di Jakarta, 22 Juni 2014. ANTARA /Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar hukum internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengatakan Presiden Joko Widodo patut mempertimbangkan usulan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang mengatakan Indonesia mesti keluar dari G-20. "Perlu dipertimbangkan secara serius oleh Jokowi bila benar kepentingan Indonesia justru dirugikan," ujar Hikmahanto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 13 November 2014 (baca: Menteri Susi Usul Indonesia Keluar dari G20).

Hikmahanto menyarankan agar Jokowi membuat tim untuk mengkaji kemanfaatan Indonesia dalam forum G-20. Untuk itu perlu diperhatikan tiga kriteria yang bisa menjadi ukuran. Pertama, apakah Indonesia dapat secara vokal menyampaikan berbagai permasalahan yang dihadapi.

Kedua, permasalahan yang dihadapi adalah masalah-masalah yang merepresentasikan masalah yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti Indonesia. Ketiga, apakah forum G-20 dapat mengakomodasi kepentingan Indonesia dan negara berkembang dalam keputusan-keputusannya (baca juga: Kenapa KTT G20 Penting untuk Indonesia?).

"Bila keanggotaan Indonesia tidak dapat memberi warna dari berbagai keputusan yang diambil oleh negara-negara G-20, sebaiknya Indonesia keluar," katanya. Hikmahanto menyarankan agar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi segera mempersiapkan hal teknis agar Indonesia dapat efektif keluar dari G-20. "Bukan sebaliknya justru meyakinkan Presiden Jokowi agar Indonesia tetap dalam forum G-20."

Usulan Susi ihwal keanggotaan Indonesia dalam G-20 itu disampaikan kepada Jokowi melalui Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. Susi beralasan, dalam forum G-20, Indonesia banyak menuai kerugian, terutama pada sektor perikanan. Misalnya, untuk impor hasil perikanan dan kelautan, Indonesia dibebani tarif 14 persen.

Selain itu, Susi mencontohkan, ekspor ikan tuna Indonesia mencapai US$ 700 juta. Karena dikenai tarif impor, Indonesia kehilangan pendapatan US$ 105 juta. Begitu juga dengan komoditas udang. Indonesia kehilangan US$ 150 juta dari total ekspor US$ 1,5 miliar.

TRI SUSANTO SETIAWAN | HUSSEIN ABRI YUSUF




Berita lain:
Jusuf Kalla: Ah, FPI Selalu Begitu, Simbol Saja

Kuasa Hukum: Mana Buktinya FPI Rasis...

Aset Udar Pristono Tersebar di Jakarta dan Bogor



Advertising
Advertising

Berita terkait

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

11 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

38 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

38 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

38 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

57 hari lalu

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah

57 hari lalu

Prabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah

Prabowo mengatakan, Indonesia yang merupakan anggota G20 negara dengan perekonomian terbesar dunia tidak boleh membiarkan ada rakyat hidup susah

Baca Selengkapnya

Prabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

58 hari lalu

Prabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

Prabowo menilai pemerintah harus menjadi pemimpin yang melindungi rakyatnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

58 hari lalu

Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

Jumlah korban tewas akibat konflik Israel-Palestina melonjak tajam dalam kurun tiga bulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

3 Maret 2024

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

2 Maret 2024

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann di So Paulo, Brasil.

Baca Selengkapnya