Kuota BBM Menipis, Gunung Kidul Pelototi Pengecer  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 12 November 2014 18:44 WIB

Para pengecer antre jeriken BBM di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kediri, Jawa Timur,(3/12). Kelangkaan BBM yang terjadi di Kediri dimanfaatkan oleh para pengecer dengan menjual BBM jenis Premium seharga Rp 8.000 per liter. ANTAR

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Perindustrian Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta bersama kepolisian mulai mengawasi pengecer bahan bakar minyak untuk mengamankan kuota BBM menjelang rencana kenaikan harga BBM bulan ini.

"Jangan sampai ada kecurangan seperti penimbunan dengan modus melayani pengecer di luar daftar dan melebihi jatah yang ditetapkan tiap harinya," kata Kepala Bidang Energi Dinas Perindustrian Gunung Kidul Pramuji Ruswandono, Rabu, 12 November 2014. (Baca juga: Dilarang Beli BBM Pakai Jeriken, Nelayan Bingung)

Pramuji menuturkan Gunung Kidul sebagai wilayah terpencil, dengan sedikit SPBU dan banyak pengecer, rawan penimbunan BBM. Di Gunung Kidul, hanya terdapat 11 SPBU tapi jumlah pengecer resmi mencapai 2.800 orang.

Perbandingan yang sangat timpang ini menjadi sorotan akan rawannya penimbunan karena satu pengecer hanya dijatah tak lebih 20 liter per hari. "Sisa kuota sampai akhir tahun ini makin menipis. Kami khawatir muncul panic buying lalu memicu penimbunan yang membuat stok lebih cepat habis," ujar Pramuji.

Pemerintah Gunung Kidul tahun 2014 ini mendapat kuota bahan bakar minyak sebesar 56 juta liter untuk Premium dan 20 juta liter untuk solar. Sampai Oktober lalu, untuk Premium tersisa 11 juta liter dan untuk solar tersisa 6 juta liter. "Masih sisa kurang dari 20 persen," kata Pramuji.

Lamanya keputusan penetapan kenaikan itu dikhawatirkan semakin membuat resah masyarakat dan rentan terjadi kepanikan yang mendorong aksi penimbunan. "Kami sudah berkoordinasi dan meminta kepolisian bergerak jika terjadi lonjakan konsumsi," ujarnya.

Dalam pertemuan dengan pemerintah DIY awal pekan lalu, Gunung Kidul sempat mengusulkan agar keadaan sebaran SPBU di wilayahnya bisa bertambah. Dengan demikian, keberadaan pengecer juga bisa disebar, tak menumpuk di lokasi tertentu saja. "Masalahnya, investor sampai sekarang hanya mengincar daerah yang dianggap ramai," tuturnya.

Pengelola SPBU Tegalrejo, Yogyakarta, Pujo Widodo, menuturkan, meskipun pemerintah menyatakan BBM akan naik November ini, memasuki pekan kedua bulan ini belum ada tanda-tanda pengurangan pasokan dari Pertamina regional Yogyakarta. "Pesanan tetap normal, belum ada pengurangan," katanya.

Langkah pengurangan pasokan biasanya ditempuh Pertamina jelang kenaikan harga BBM itu. "Konsumsi juga masih normal, tidak sampai terjadi antrean panjang yang mengkhawatirkan," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita lain:
Menteri Susi Usul Indonesia Keluar dari G20
APEC, Indonesia Jadi Sasaran Investasi Para CEO
BlackBerry Passport Pakai QWERTY, Ini Alasannya

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

13 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

54 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

58 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya