Petugas membawa jenazah Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih, di terminal Kargo, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 11 November 2014. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO , Kendari: Orang tua Seneng Mujiasih, Mujiharjo dan Jumiseneng, kerap menangis jika teringat bahwa putri satu-satunya telah tiada. Apalagi, Seneng adalah tulang punggung keluarga. (Reka Ulang Pembunuh WNI di HongKong 3 Bulan Lagi)
"Ibunya selalu menangis bahkan sampai pingsan kalau mengingat Seneng. Soalnya dia anak perempuan satu-satunya," kata Suripto, perwakilan keluarga almarhum Seneng, kepada Tempo, Selasa malam, 11 November 2014. (Pengadilan Tunda Sidang Pembunuh WNI di HongKong)
Seneng Mujiasih alias Jessie Lorena adalah korban pembunuhan Rurik Jutting, warga Inggris yang menetap di Hong Kong. Jasad Seneng ditemukan tak bernyawa bersama Sumarti Ningsih, WNI asal Cilacap, Jawa Tengah pekan lalu. (Kematian TKI, 200 Pekerja Berkumpul di HongKong)
Menurut Suripto, Seneng sudah bekerja lima tahun di sebuah restoran di Hong Kong. Dia berangkat ke bekas wilayah jajahan Inggris itu melalui jasa penyalur TKI di wilayah Jawa.