TEMPO.CO, Padang - Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Andalas, Saldi Isra, mengaku berbincang mengenai hukum tata negara dan perundang-undangan dengan Presiden Joko Widodo. Saldi juga dimintai pandangan soal Sekretariat Kabinet. (Baca juga: Jokowi-JK Sudah Teken Daftar Kabinet)
Lantas, Presiden bertanya, "Apa yang bisa dilakukan Sekretariat Negara untuk memperbaiki kondisi hukum?" kata Saldi menirukan Jokowi. Profesor Universitas Andalas itu dipanggil ke Istana Merdeka Jakarta, Rabu, 22 Oktober 2014 lalu, sekitar pukul 15.00 WIB. (Baca: Teka-teki Nama 4 Menteri yang Ditunggu JK dari KPK)
"Hanya sebentar, sekitar 15 menit," ujar Saldi kepada Tempo, Jumat, 24 Oktober 2014. Menurut Saldi, Presiden Jokowi memanggilnya melalui mantan Deputi Tim Transisi Jokowi-JK Andi Widjayanto. Saldi diminta datang ke Istana karena Presiden ingin bicara. (Berita lain: Ini Jejak 8 Calon Baru untuk Kabinet Jokowi)
Saldi mengatakan pertemuan empat mata tersebut diawali dengan pembahasan konstruksi Pasal 19 Undang-Undang Kementerian Negara, terutama terkait pengubahan atau penggabungan kementerian dilakukan dengan pertimbangan DPR.
"Terkait pasal 19. Tapi menjelang masuk, tim presiden sudah menyiapkan surat ke DPR. Jadi, saya datang untuk memberikan penjelasan tambahan pasal 19," ujarnya.
Direktur PUSaKO Fakultas Hukum Unand ini mengatakan Jokowi lebih banyak bertanya soal isu hukum secara umum, legislatif, dan hubungan pemerintah dengan DPR. "Standar saja. Tak ada yang spesifik," ujarnya.
Saldi mengaku tak ada pembahasan imigrasi dan Lembaga Permasyarakatan. "Mungkin beliau tahu saya tak paham soal itu," ujarnya.
Menurut Saldi, pertanyaan yang diajukan Jokowi lebih menempatkannya sebagai orang yang belajar hukum tata negara. "Saya tak merasa ini pertanyaan untuk seorang yang dicalonkan sebagai menteri. Apalagi sepanjang perbincangan tak disinggung soal kementerian dan posisi menteri," ujarnya.
Di akhir pertemuan, Jokowi bertanya tentang domisili Saldi. "Prof tinggal di mana? Saya jawab tinggal di Padang. Ke Jakarta kalau ada yang mengundang, lantas balik lagi ke Padang," kata Sadi.