Kota Surabaya berada di urutan keempat kota termacet di Indonesia dengan laju kendaraan 21 Km/Jam. Wikipedia.org
TEMPO.CO, Surabaya - Dinas Perhubungan Kota Surabaya sedang menyiapkan analisis mengenai dampak lalu lintas terkait angkutan massal cepat trem. "Mungkin tahun ini selesai," kata Kepala Dinas Perhubungan Surabaya Eddi di Balai Kota Surabaya, Jumat, 24 Oktober 2014.
Analisis mengenai dampak lalu lintas itu akan mengkaji semua aspek yang berkaitan dengan pengoperasian trem. Di antaranya sistem angkutan dan kondisi jalan yang akan dilewati trem.
Menurut Eddi, pihak Dinas Perhubungan hanya akan mengurus analisis mengenai dampak lalu lintas dan sarana yang terintegrasi dengan trem. Misalnya, pengadaan trunk andfeeder, park and ride, pengaturan angkutan umum, serta penentuan rute.
Ketika trem sudah beroperasi, maka semua angkutan umum berupa mikrolet dan bus kota akan direduksi. "Hampir semuanya akan direduksi," kata Eddi. (Baca: Risma Ingin Pusat Subsidi Trem Surabaya 50 Persen)
Dengan cara begitu, maka masyarakat akan beralih ke angkutan massal cepat. Untuk itu, ada trunk dan feeder yang disediakan sebagai kendaraan transit. Menurut Eddi, kedua kendaraan itu sudah dilakukan re-routing sehingga bisa sampai masuk ke perumahan.
Para sopir angkutan umum yang ada sekarang juga akan diakomodir. Sebagian mereka akan diseleksi ulang untuk mengemudikan trunk dan feeder. Mereka yang tidak lolos seleksi akan dialihkan ke tugas lain, seperti pengamanan rute.
Eddi memperkirakan tahun depan akan mulai dilakukan pelelangan untuk pengadaan trunk dan feeder. Perusahaan transportasi berbentuk badan usaha swasta berhak mengikuti lelang. Pemenangnya akan menjadi operator. Adapun Dinas Perhubungan akan menentukan spesifikasi kendaraan, rute, dan mengatur jadwal. (Baca: Tak Diajak Omong Risma Soal Trem, DPRD Sewot)
Dongkrak IPM, Pemkot Surabaya Sediakan Berbagai Layanan Literasi
9 November 2023
Dongkrak IPM, Pemkot Surabaya Sediakan Berbagai Layanan Literasi
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya mencatat, IPM Kota Pahlawan pada tahun 2022 mencapai angka 82,74. Angka ini meningkat 0,43 poin dibandingkan IPM Surabaya pada tahun 2021 yang mencapai 82,31.