Catatan LSM untuk SBY, Pesan untuk Jokowi  

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 13 Oktober 2014 17:12 WIB

SBY didampingi Boediono beri keterangan pers penerbitan Perpu UU Pilkada di Istana Negara, Jakarta, 2 Oktober 2014. Tolak Pilkada Lewat DPRD, SBY Tanda Tangani 2 Perpu. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Pengurus Setara Institute Hendardi mengatakan, menjelang akhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, setidaknya ada sepuluh catatan akhir yang disebut Sepuluh paradoks kepemimpinan SBY selama sepuluh tahun terakhir.

"Sepuluh paradoks yang penting tapi tidak dilakukan atau menurun saat kepemimpinan SBY," ujar Hendardi saat ditemui di kantor Setara Institute, Jakarta Pusat, Senin, 13 Oktober 2014.

Paradoks kepemimpinan SBY itu antara lain demokrasi atau antidemokrasi, antikorupsi tapi gagal melakukan prevensi korupsi, dan pemimpin paling toleran terhadap intoleransi. (Baca: SBY Terima Delapan Dubes Baru di Indonesia)

Hendardi juga menilai pemerintahan SBY sebagai penganut politik impunitas pada pelanggaran HAM dan kebebasan berekspresi yang dibelenggu dengan Undang-Undang ITE.

Lebih lanjut, Hendardi juga menilai SBY sebagai presiden yang paling sering diancam, melakukan pembangunan bidang kesehatan yang tidak membuat rakyat sehat, dan anggaran pendidikan yang tidak mencerdaskan.

Soal kepedulian lingkungan, pemerintahan SBY dinilai kurang karena eksploitasi lingkungan terus berlangsung. Dan terakhir, mematikan pengusaha tambang skala kecil dengan memberi privilege bagi Newmont dan Freeport. (Baca: Gerindra: Perpu Pilkada SBY Dibahas Mulai Januari)

Menurut Hendardi, paradoks yang berjumlah sepuluh tersebut merupakan catatan akhir yang seharusnya menjadi refleksi bagi pemerintahan yang akan datang.

Wakil Ketua Badan Pengurus Bonar Tigor Naipospos mengatakan sepuluh paradoks ini bukan untuk mengkritik SBY, tapi untuk mempersiapkan pemerintahan mendatang. "Mempersiapkan Jokowi dan Jusuf Kalla agar memperhatikan catatan ini," ujar Bonar.

Bonar mengatakan pemerintahan mendatang harus menjadikan sepuluh paradoks ini sebagai masukan dan dijalankan saat memimpin nantinya. "Karena sepuluh paradoks ini cukup mewakilkan apa yang telah terjadi dan belum terselesaikan saat ini," tutur Bonar. (Baca: Empat Rapor Merah Kebijakan Luar Negeri SBY)

Karena itu, Bonar mengharapkan pemerintahan mendatang dapat melakukan dan meningkatkan apa yang menjadi catatan akhir masa pemerintahan sebelumnya. "Menganggap sebagai masukan, sehingga lebih baik dari masa pemerintahan sebelumnya," katanya.

ODELIA SINAGA




Berita Lain
Golkar Gabung Pemerintah,Fadel Kasihan Pada Jokowi
PAN dan PPP Siap Beri Kursi ke Koalisi Jokowi
Perahu TNI AL Terbalik di NTT, Tiga Tewas
Ini Tokoh Dunia yang Pernah Temui Jokowi













Advertising
Advertising

Berita terkait

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

28 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.

Baca Selengkapnya

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

19 September 2023

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

Mr Assaat pernah menjadi acting Presiden RI selama 9 bulan pada 1949-1950. Tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali Belanda.

Baca Selengkapnya

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

9 September 2023

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

Hari ini, 9 September 1949 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur. SBY merupakan Presiden Indonesia ke-6 selama 2 periode.

Baca Selengkapnya

Luhut Soroti LSM, Apa Saja Tahapan Mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat?

21 Juni 2023

Luhut Soroti LSM, Apa Saja Tahapan Mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat?

Bagaimana tahapan mendirikan LSM? Luhut berencana mengaudit LSM di Indonesia, mengapa?

Baca Selengkapnya