Pengamat: Waspadai Agenda Ekonomi Koalisi Prabowo  

Reporter

Selasa, 7 Oktober 2014 07:33 WIB

Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto, (kiri) bersama Ketum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, dalam acara pembekalan anggota DPR terpilih periode 2014-2019 Koalisi Merah Putih, di Jakarta, 26 September 2014. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi politik, Berly Martawardaya, mengatakan koalisi Prabowo ditengarai punya motif ekonomi politik. Sebab, kumpulan partai pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada pemilu presiden lalu ini secara gamblang memusatkan kekuasaan pada beberapa partai saja. Apalagi komposisi politikus yang ada pada Koalisi Prabowo memiliki profil sebagai pemilik modal atau pengusaha.

Tak terelakkan, indikator ini menjadikan mereka sebagai koalisi yang tak hanya memiliki hasrat berkuasa, tapi juga hasrat ekonomi yang tinggi. "Koalisi Prabowo layaknya gabungan antara predator kekuasaan dan predator ekonomi," kata Berly, pengamat ekonomi politik dari Universitas Indonesia, saat dihubungi Tempo, Selasa, 7 Oktober 2014. (Baca: Ada Udang di Balik Perpu SBY dan Koalisi Prabowo)

Akibat yang ditimbulkan dari manuver ekonomi politik itu, kata Berly, ialah kegaduhan politik yang sangat luar biasa. Buktinya, dia menambahkan, pembahasan pada tingkat parlemen terpolarisasi pada dua kubu yang ingin mendapatkan kekuasaan. Dengan terpilihnya paket pimpinan DPR dari koalisi Prabowo, pasar merespons negatif. "Ada aliran dana sebesar Rp 46 triliun keluar dari Indonesia lewat pasar saham dan obligasi pasca-pimpinan DPR terpilih," ujarnya. (Baca: Rupiah Jeblok Bila Koalisi Prabowo Kuasai MPR)

Namun, kata Berly, rakyat perlu waspada pada agenda ekonomi yang bakal dijalankan oleh politikus yang ada di dalam koalisi Prabowo. Sebab, politikus sekaligus pengusaha di pihak mereka, ujar dia, punya catatan khusus yang perlu diwaspadai, misalnya Aburizal Bakrie. Ketua Umum Partai Golkar ini, menurut dia, punya sederet masalah ekonomi yang berkelindan dengan masalah politik, seperti kasus lumpur Lapindo. "Bisa saja kasus di Italia di mana Perdana Menteri Silvio Berlusconi akhirnya membuat kebijakan dan undang-undang yang menguntungkan bisnis sekaligus menyelamatkan karier politiknya terjadi di Indonesia," ujarnya. (Baca: Setya dan Fahri Dicurigai Mau Lumpuhkan KPK)

Berly mengimbau masyarakat agar terus mengawasi jalannya proses demokrasi di Indonesia setelah terpilihnya koalisi Prabowo menjadi pimpinan DPR, serta penerapan pilkada terbatas lewat parlemen. "Rakyat harus bergerak melawan tirani dan praktek monopoli kekuasaan dan modal yang mengancam negara ini," ujarnya.

RAYMUNDUS RIKANG




Baca juga:
Bupati Tapanuli Ditahan KPK, Wakil Prihatin
Diperiksa KPK, Bonaran Ungkap Peran Akbar Tandjung
Bandung Perlu Kebijakan Strategis soal Sampah
Jokowi Diminta Tak "Menggoda" Pemimpin Berprestasi

Berita terkait

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

2 hari lalu

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

Berikut tanggapan para pengamat politik dan peneliti soal koalisi Prabowo ke depan yang hampir pasti bakal gemuk.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

19 hari lalu

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat open house di kediaman Rosan Roeslani.

Baca Selengkapnya

Soal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya

21 Juli 2023

Soal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya

Erwin Aksa memastikan bahwa arah politik Golkar akan selalu berada di pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Kata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi

15 Juli 2023

Kata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi

Anas Urbaningrum dan Gede Pasek sebut Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN belum tentukan arah koalisi untuk Pemilu 2024

Baca Selengkapnya

Airlangga Bilang KIB Belum Bubar Meski PAN Beri Sinyal Merapat ke PDIP

5 Juni 2023

Airlangga Bilang KIB Belum Bubar Meski PAN Beri Sinyal Merapat ke PDIP

Airlangga menyebut dirinya bahkan baru bertemu dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas pada Sabtu malam kemarin.

Baca Selengkapnya

PKB Sebut Golkar Sepakat Gabung KIR, Begini Respons Airlangga

5 Mei 2023

PKB Sebut Golkar Sepakat Gabung KIR, Begini Respons Airlangga

Airlangga menjelaskan, Golkar sedianya sudah membentuk tim teknis untuk koalisi inti.

Baca Selengkapnya

Dua Jam Lebih Bertemu di Istana, Ini yang Dibahas Jokowi dan 6 Ketum Parpol Koalisi

2 Mei 2023

Dua Jam Lebih Bertemu di Istana, Ini yang Dibahas Jokowi dan 6 Ketum Parpol Koalisi

Menurut Airlangga, pertemuan dengan Jokowi ini lebih banyak membahas kondisi perekonomian ke depan. Adakah bahas politik?

Baca Selengkapnya

Politikus PKB Bilang Cak Imin dan Airlangga Bertemu Rabu Besok

2 Mei 2023

Politikus PKB Bilang Cak Imin dan Airlangga Bertemu Rabu Besok

Halalbihalal DPP PKB dan DPP Golkar itu digelar di Resto Plataran Senayan.

Baca Selengkapnya

PAN Yakin Diajak Berkoalisi Partai Lain karena Merepresentasikan Muhammadiyah

30 April 2023

PAN Yakin Diajak Berkoalisi Partai Lain karena Merepresentasikan Muhammadiyah

Bukan hanya jemput bola, Eddy menyebut pihak lain juga berupaya menjangkau PAN untuk berkomunikasi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Bakal Kumpulkan Lagi Ketua Umum Partai Koalisi

26 April 2023

Jokowi Disebut Bakal Kumpulkan Lagi Ketua Umum Partai Koalisi

Sebelumnya pada 2 April 2023, Jokowi juga sudah bertemu dengan lima ketua umum partai koalisi. Tak mengundang Surya Paloh.

Baca Selengkapnya