Terima Dubes, Risma Kebanjiran Tawaran Kerja Sama
Editor
Budi Riza
Sabtu, 27 September 2014 14:42 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Setelah bertemu dengan para duta besar dan diplomat asing, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku kebanjiran tawaran kerja sama.
"Banyak yang nawarin," kata Risma kepada wartawan seusai kegiatan "Updates from the Region: Exploring the Potentials of Surabaya City" di Balai Kota Surabaya, Sabtu, 27 September 2014. (Baca: Wali Kota Risma Minder karena Kurang Dandan)
Pada akhir kegiatan, sejumlah duta besar maupun diplomat negara sahabat mendatangi Risma. Perwakilan dari Selandia Baru, misalnya, akan membantu dalam bidang pendidikan. Bantuan diberikan dalam bentuk training untuk guru.
Hal ini sesuai dengan fokus Risma yang memprioritaskan guru sekolah dasar. Kurang-lebih ada 200 guru sekolah dasar yang nantinya diikutsertakan dalam training itu. Selandia Baru juga akan mengajak Surabaya untuk menjadi sister city.
Selain itu, the United Nations Resident Coordinator for Indonesia, Douglas Broderick, juga mengajukan penawaran beasiswa untuk anak-anak sekolah. Tawaran ini tentu saja disambut baik oleh Risma. "Ini yang bisa saya berikan untuk anak-anak Surabaya." (Baca: Terima 22 Dubes, Risma Ditanya Soal UU Pilkada)
Diakui Douglas, Risma memimpin Surabaya dengan sangat bagus. Dari pemaparan yang disampaikan Risma, Douglas melihat bahwa program-program pemerintah kota sudah berjalan baik. Terutama dalam hal penghijauan dan lingkungan yang dianggapnya berhasil.
"Ini bisa jadi contoh bagi dunia," kata Risma. Risma mengakui pembangunan Surabaya bisa dipercepat lantaran adanya keterlibatan dari semua stakeholder, masyarakat, media, dan swasta. Berbeda dengan daerah yang melakukan pendekatan melalui proyek. Selain butuh waktu lama, juga berbiaya mahal.
"Itu susah. Tapi Surabaya semua ikut bangun, jadi bisa cepat," katanya. Risma mencontohkan pembebasan lahan yang sering menghambat pembangunan daerah, seperti yang terjadi di Jakarta. Padahal, dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Jakarta yang mencapai Rp 78 triliun, seharusnya bisa lebih mudah membebaskan lahan.
Faktanya, Surabaya dengan APBD yang dua kali lebih kecil dari Jakarta justru lebih mudah dalam hal pembebasan lahan. Ini semata-mata karena tingginya partisipasi masyarakat.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Terpopuler:
UU Pilkada Tak Berlaku di Empat Daerah Ini
Pilkada, PPP: Demokrat Mainkan Skenario Prabowo
Prabowo Senang Pilkada Langsung Dihapus
Demokrat Walkout RUU Pilkada, Jokowi: Catat Itu
Pilkada, Nurhayati Tak Jawab Soal Deal Pro-Prabowo