TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian menduga enam terduga teroris yang digrebek polisi di Bima, Nusa Tenggara Barat, terkait dengan kelompok terorisme Mujahidin Indonesia Timur. Keterkaitan ini berasal dari pengakuan mereka berencana latihan militer di Poso.
"Jika tidak tertangkap, mereka pasti sudah berangkat untuk berlatih," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar pada Senin, 22 September 2014. (Baca: Empat Warga Asing Dijerat UU Terorisme)
Polisi menangkap keenam orang itu di tempat terpisah pada Sabtu, 20 September 2014. Dari penangkapan, satu orang bernama Adnan tewas tertembak. Boy mengatakan polisi menembak paksa karena saat penggerebekan di rumahnya, Adnan melawan dengan melempar dua bom pipa. (Baca: Teroris Indonesia Disokong dari Banyak Negara)
Adapun lima tersangka lain adalah Juwaid alias Herman, Suwaid, Juden alias Gun, Dedi alias Irawan, dan Samir alias Sarman. Kelima orang ini masih berada di Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat. Sementara jenazah Adnan berada di RS Mataram.
Selain itu Boy menduga keenam orang ini terlibat dalam aksi teror polisi di Bima. Penembakan terakhir memakan korban Kapolsek Ambalawi Ajun Komisaris Abdul Salam pada 16 Agustus 2014. Abdul tewas ketika dalam perjalanan dari menuju kantor. (Baca: Terduga Teroris Ditembak, Begini Ketakutan Warga)
"Dugaan keterlibatan mereka terhadap penembakan polisi sangat kuat. Kami hanya perlu bukti untuk memastikannya," kata Boy.
ROBBY IRFANY
Baca juga
PKS: Pilkada oleh DPRD Usulan SBY
Istri AKBP Idha Endri Ditahan
Gerindra Usung Taufik sebagai Pengganti Ahok
Jokowi Pastikan Ubah APBN 2015
Istri AKBP Idha Endri Kuasai Harta Bandar Narkoba
Berita terkait
Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan
4 jam lalu
Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.
Baca SelengkapnyaKorlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap
7 jam lalu
Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.
Baca SelengkapnyaKorlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri
8 jam lalu
Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai
9 jam lalu
Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.
Baca SelengkapnyaTNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota
12 jam lalu
Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.
Baca SelengkapnyaTPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
13 jam lalu
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.
Baca Selengkapnya37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini
16 jam lalu
Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat
Baca Selengkapnya30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040
1 hari lalu
Polri akan memindakan puluhan ribu anggotanya ke IKN dalam empat tahap hingga 2040
Baca SelengkapnyaBesok May Day atau Peringatan Hari Buruh, Polri dan Disnakertransgi DKI Siapkan Ini
2 hari lalu
Peringatan Hari Buruh atau May Day ini juga akan dilakukan serempak di seluruh Indonesia dengan melibatkan total ratusan ribu buruh.
Baca SelengkapnyaJudi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka
2 hari lalu
Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.
Baca Selengkapnya