TEMPO Interaktif, Jakarta: Sebanyak 10 orang prajurit TNI Angkatan Laut ditahan setelah pelarian dua terpidana mati pembunuh bos Asaba, Boediharto Angsono. Menurut Komandan Polisi Militer AL Pangkalan Utama II Kolonel Kinkin Saroso, mereka dianggap lalai dalam bertugas.Sepuluh prajurit itu telah diperiksa secara internal oleh Polisi Militer AL. "Bisa jadi mereka terlibat dalam kaburnya dua tahanan TNI AL," kata Kinkin kepada Tempo, Selasa (10/5). "Ini teknik investigasi saja, siapapun perlu dicurigai."Dua bekas marinir, Kopral Suud Rusli dan Letnan Satu Syam Ahmad Sanusi, yang divonis mati karena dinyatakan terbukti membunuh Boediharto melarikan diri dari sel Polisi Militer AL di Bungur, Jakarta Pusat, Kamis (5/5) dini hari. Sepuluh orang yang ditahan merupakan petugas piket saat itu. Menurut Kinkin, mereka kini ditahan di ruang tahanan disiplin Pangkalan Utama AL II di Jalan Bungur Raya Jakarta. Di tempat berbeda, Komandan Polisi Militer Brigjen Marinir Soenarko G.A. menambahkan, kesatuannya juga memeriksa dan meminta keterangan orang-orang yang sering membesuk kedua terpidana mati itu. Kebanyakan dari mereka adalah kerabat Syam Ahmad Sanusi. Empat orang sipil, kata Soenarko, dimintai keterangan karena mereka paling sering membesuk. "Sedangkan yang satu-dua kali membesuk tidak perlu kami periksa," kata dia.Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut, Laksamana Pertama Abdul Malik Yusuf, menyatakan lembaganya akan bekerja secara maksimal unutk menangkap kembali dua tahanan. "Itu tanggungjawab kami karena mereka ditahan di sel Angkatan Laut," kata Malik. Agus Supriyanto