LIPI: Jokowi Harus Berani Berbeda dengan Megawati

Reporter

Editor

Budi Riza

Selasa, 16 September 2014 13:40 WIB

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri berbincang dengan Presiden terpilih Jokowi dalam pembubaran Tim kampanye nasional Jokowi-JK di Jakarta, 29 Agustus 2014. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, mengatakan presiden terpilih Joko Widodo tetap harus berhati-hati dalam penyusunan kementerian dan calon menteri di pemerintahannya mendatang.

"Memang kemarin telah diumumkan, tapikan nama calon menteri belum jelas," kata Syamsuddin di Auditorium LIPI, Jakarta Selatan, Selasa, 16 September 2014. (Baca: Demi Jokowi, Wanda Hamidah Dipecat PAN)

Menurut Syamsuddin, masih banyak tantangan bagi Jokowi dalam memilih calon menteri. "Setidaknya, ada tiga hal yang harus diperhatikan," ujarnya. Pertama, partai pendukung Jokowi lebih sedikit dibanding anggota Koalisi Merah Putih. (Baca: Gandeng Parpol, Jokowi Tak Ingkar Janji)

Tantangan kedua, menurut Syamsuddin, adalah Jokowi harus berhadapan dengan Megawati Soekarnoputri. "Bukan hanya sebagai Ketua Umum PDIP, tapi juga (Megawati) yang mengajukan dia sebagai calon presiden," tuturnya. Karena itu, Jokowi harus berani apabila terjadi perbedaan pendapat dengan Megawati mengenai siapa saja calon menteri yang akan menempati kabinet dalam pemerintahannya. "Tapi beda pendapat itu biasalah," kata Syamsuddin.

Tantangan terakhir adalah kembali kepada pasangan Jokowi, yaitu Jusuf Kalla. "Mereka harus kompak dalam menentukan calon menteri," ujar Syamsuddin. "Kriteria (yang dibuat) harus sesuai berdasarkan (kesepakatan) mereka berdua." (Baca: Pasar Kecewa terhadap Susunan Kabinet Jokowi)

Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah memutuskan ada 34 kementerian di pemerintahan mendatang. Namun calon menteri yang diajukan berasal dari dua komposisi yang berbeda. Sebanyak 16 calon menteri berasal dari kalangan profesional partai dan 18 lainnya dari kalangan profesional. "Menarik, karena Jokowi ambil dari kalangan profesional lebih banyak," tutur Syamsuddin.

ODELIA SINAGA






Berita Terpopuler
Ratusan Warga Prancis Berjihad untuk ISIS
Kapolri Didesak Ungkap Penyebab Jatuhnya MH370
Pengamat: Kabinet Jokowi Lebih Reformis dari SBY
Anggota DPRD Jakarta, Makan Uang Rakyat dan Bolos Rapat
Sore Ini, Kabinet Jokowi Diumumkan

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

1 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

4 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

8 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

10 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

21 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

21 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

23 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya