TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis hasil pemantauan terhadap anggota DPR dan DPRD periode 2014-2019 di 26 wilayah. Hasil ini menunjukkan lima anggota DPR dan 43 anggota DPRD terpilih dari 17 wilayah tersangkut kasus korupsi.
"Partai politik seharusnya menyusun langkah antisipasi. Tidak perlu menunggu putusan berkekuatan hukum tetap," kata Ade Irawan, anggota ICW, dalam diskusi di kantornya pada Senin, 15 Septmber 2014. (Baca: ICW: Mekanisme Pemilihan Anggota BPK Berbahaya)
Dari jumlah ini, ada 32 orang berstatus tersangka, 15 sebagai terdakwa, dan satu orang terpidana. Sementara partai yang paling banyak memiliki caleg bermasalah itu adalah Partai Demokrat sebanyak 10 kader, Partai Golkar sebanyak 10 kader, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebanyak 10 kader.
Menurut Direktur Koalisi Pemantauan Legislatif Syamsudin Alimsyah, kondisi ini tercipta akibat buruknya sistem rekrutmen bakal calon Dewan dari partai politik. Syamsudin mengatakan kebanyakan anggota DPRD dipilih bukan karena integritasnya, melainkan karena jumlah suara yang kader dapatkan untuk maju. (Baca: ICW: BPK Bukan Ladang Politikus Loncat Pagar)
Syamsudin mencontohkan kasus di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, di mana terdapat tiga terpidana kasus korupsi yang masih bertahan sebagai anggota DPRD Kabupaten periode 2009-2014. "Mereka bahkan sempat dipenjara, lalu setelah keluar kembali bekerja di DPRD dan menerima gaji," kata Syamsudin dalam diskusi.
Selain buruknya sistem rekrutmen parpol, Ade mengecam informasi rekam jejak calon yang tidak transparan. Ade mengaku sempat mendatangi Komisi Pemilihan Umum untuk meminta publikasi biodata para calon legislatif secara lebih dalam. Namun permintaan ditolak KPU karena alasan para calon enggan menyiarkannya.
"Jadinya pemilih tidak cermat melihat apakah calon yang dipilihnya benar-benar bersih," kata Ade.
ROBBY IRFANY
Terpopuler
Ahok Minta Lulung Diam, tapi Ada Syaratnya
SBY Bingung Disalahkan Soal RUU Pilkada
Suryadharma: Ketua PPP Mendatang Harus ke Prabowo
Pilkada Langsung Boros? Ini Bantahannya
Menelisik Pengurusan Pelat Nomor Cantik Mobil Mewah
Berita terkait
Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru
13 hari lalu
Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.
Baca SelengkapnyaICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor
23 hari lalu
Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri
Baca SelengkapnyaRemisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012
26 hari lalu
Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.
Baca SelengkapnyaReaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur
28 hari lalu
Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?
Baca SelengkapnyaAwal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman
31 hari lalu
tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?
Baca SelengkapnyaWacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?
32 hari lalu
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut adanya kemungkinan KPK dan Ombudsman akan digabung.
Baca SelengkapnyaKorupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu
32 hari lalu
ICW meminta Kejaksaan Agung tak hanya mengejar pelaku secara personal, tapi korporasi dalam kasus korupsi di kawasan IUP PT Timah.
Baca SelengkapnyaInformasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap
33 hari lalu
Wakil Ketua KPK mengatakan, hanya orang-orang yang sial saja yang terkena OTT
Baca SelengkapnyaICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas
34 hari lalu
Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.
Baca SelengkapnyaMantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi
38 hari lalu
ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan
Baca Selengkapnya