TEMPO.CO, Yogyakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Daerah Istimewa Yogyakarta berencana menggelar acara budaya dan seni di Stadion Kridosono, Sabtu 13 September 2014. Acara itu untuk merayakan kemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam pemilu presiden yang lalu.
Acara itu akan menampilkan beragam kesenian, dari yang bercorak tradisional hingga kontemporer. Ketua Panitia acara Nuryadi mengatakan perayaan ini bukan untuk kemenangan PDI Perjuangan dan partai-partai koalisi penyokong Jokowi-JK. “Ini kemenangan rakyat semua, kami ingin berterimakasih,” kata dia kemarin siang.
Nuryadi menjelaskan, diantara kesenian yang ditampilkan dalam gelar budaya dan seni itu, ia melanjutkan, adalah gambyong, gejog lesung, kelono, jathilan, barongsai, hingga orkes melayu. Rencananya pementasan akan dimulai pada pukul 13.00, acara diperkirakan akan berakhir pada pukul 16.00 WIB. “Kami juga bersyukur selama pilpres tidak ada gangguan keamanan,” kata dia.
Ucapan Nuryadi mengacu pada sejumlah peistiwa bentrokan antara pendukung calon presiden dan wakil presiden sebelum pemilu digelar. Bentrokan terjadi berkali-kali, satu di antaranya yang terjadi pada Selasa, 24 Juni lalu. Dalam sehari itu, massa pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Jokowi-JK terlibat bentrok di sejumlah tempat di Yogyakarta, yakni di Ngabean dan Jalan Hayam Wuruk di Kota Yogyakarta, serta di Kweni Kabupaten Bantul.
Didukung lima partai politik; PDI Perjuangan, Hanura, Nasdem, PKB, dan PKPI, perolehan suara pasangan Jokowi-JK unggul di Yogyakarta. Komisi Pemilihan Umum DIY menetapkan perohan suara Jokowi-JK sebesar 1.234.249, unggul dibanding Prabowo-Hatta yang memperoleh 977.342 suara. “Sebenarnya target suara kami tak terpenuhi,” kata Ketua Tim Pemenangan Jokowi-JK DIY Bambang Praswanto.
Meski demikian, Ketua PDI Perjuangan DIY itu melanjutkan, perolehan suara yang ikut menyumbangkan kemenangan suara secara nasional itu tetap harus disyukuri.
ANANG ZAKARIA