Jokowi Diminta Bentuk Lembaga Solusi Agraria  

Reporter

Editor

Budi Riza

Rabu, 10 September 2014 03:52 WIB

Pengunjukrasa yang tergabung dari Serikat Petani Indonesia (SPI) melakukan aksi teaterikal untuk memperingati Hari Hak petani dan rakyat Indonesia depan Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (12/1). Dalam aksinya mereka menuntut dijalankannya reformasi agraria sejati oleh pemerintah. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO , Jakarta:Komisi Nasional Hak Asasi Manusia bersama dengan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia dan Konsorsium Pembaruan Agraria mendesak Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk membentuk lembaga khusus yang menangani konflik agraria.

"Ini salah satu janji Jokowi ketika berkunjung ke kantor Walhi untuk membantu menyelesaikan konflik agraria,"kata Abet Nego Tarigan, Direktur Eksekutif WALHI, saat ditemui di kantor Komnas HAM, Selasa, 9 September 2014. (Baca: Ribuan Hektare Tanah Telantar Akan Dibagikan)

Abet mengatakan lembaga khusus ini berfungsi untuk menangani dan memulihkan korban konflik agraria sekaligus untuk mencegah konflik di masa yang akan datang.

Lembaga khusus ini bersifat adhoc dan perlu berada di bawah wewenang presiden Jokowi secara langsung. "Agar segala keputusan mengikat ke bawah," kata Abet.

Sekretaris Jendral Konsorsium Pembaruan Agraria, Iwan Nurdin, mengatakan konflik agraria semakin meningkat pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono. Banyak petani maupun kaum adat yang mengalami ketidakadilan akibat perampasan tanah untuk kepentingan perkebunan atau pertambangan. (Baca: Porsi Kredit untuk Pertanian Hanya 5,2 Persen)

KPA mencatat telah terjadi 1.391 konflik agraria diseluruh wilayah Indonesia dengan areal konflik seluas 5.711.396 hektar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 926.700 kepala keluarga harus menhadapi ketidakadilan agraria dan konflik berkepanjangan.

Wakil Ketua Komnas HAM, Dianto Bachriadi, mengatakan selain pembentukan lembaga khusus, diperlukan juga adanya lembaga peradilan agraria dalam bentuk pengadilan khusus agraria. "Ini menjadi suatu kamar sendiri untuk keadilan agraria,"kata Dianto.

Dianto mengatakan Presiden Jokowi perlu bergegas untuk membentuk lembaga khusus agar konflik agraria bisa segera diselesaikan. "Ini harus menjadi prioritas Jokowi dalam 100 hari pertama," kata Dianto. (Baca: Komnas HAM Mediasi Sengketa Lahan TNI di Blitar )


DEVY ERNIS










Advertising
Advertising





Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Jero Wacik | Polisi Narkoba | Pilkada oleh DPRD | IIMS 2014

Berita terpopuler lainnya:
UU Pilkada Sah, Koalisi Prabowo Borong 31 Gubernur
Temui Mega, Risma Tak Bersedia Jadi Menteri Jokowi
Begini Cara Jack The Ripper Membunuh Korbannya
Naked Sushi, Makan Sushi di Tubuh tanpa Busana
Ketemu Sudi Silalahi, Rini Minta Maaf





Berita terkait

Istana soal PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas: Presiden Ucapkan Terima Kasih

2 menit lalu

Istana soal PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas: Presiden Ucapkan Terima Kasih

Istana Kepresidenan juga menyatakan Jokowi selalu menghormati PDIP.

Baca Selengkapnya

Pemprov Kaltim Siapkan 16 Sapi Kurban Bantuan Presiden Jokowi

38 menit lalu

Pemprov Kaltim Siapkan 16 Sapi Kurban Bantuan Presiden Jokowi

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyiapkan 16 sapi kurban bantuan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Tak Undang Jokowi, PDIP Bakal Tentukan Sikap Politiknya di Rakernas V

50 menit lalu

Tak Undang Jokowi, PDIP Bakal Tentukan Sikap Politiknya di Rakernas V

PDIP tidak mengundang Jokowi dalam acara Rakernas V di Jakarta. Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan PDIP juga bakal menentukan sikap politiknya.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

55 menit lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

56 menit lalu

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla atau JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ini tiga poin pembelaannya.

Baca Selengkapnya

Rakernas PDIP Digelar 24-26 Mei 2024, Utut Adianto: Fokus Tentukan Sikap Politik ke Depan

1 jam lalu

Rakernas PDIP Digelar 24-26 Mei 2024, Utut Adianto: Fokus Tentukan Sikap Politik ke Depan

PDIP akan lakukan Rakernas V di kawasan Ancol, Jakarta pada 24-26 Mei 2024. Apa persiapan dan yang akan dibahas dalam Rakernas PDIP itu?

Baca Selengkapnya

Respons DPR soal Proses Pansel KPK: Tak Ikut Campur, Biarkan Ranah Eksekutif

1 jam lalu

Respons DPR soal Proses Pansel KPK: Tak Ikut Campur, Biarkan Ranah Eksekutif

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan DPR tidak mau ikut campur soal pemilihan anggota Pansel KPK karena itu ranah eksekutif.

Baca Selengkapnya

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

3 jam lalu

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Bogor untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negar

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

4 jam lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

5 jam lalu

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Pengusaha Malaysia merasa kehilangan 9 mobil mewahnya yang ditahan Bea Cukai di Gudang Soewarna, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Soekarno-Hatta

Baca Selengkapnya