PKB Kuatkan Lobi Pertahankan Opsi Pilkada Langsug  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 9 September 2014 11:11 WIB

Massa dari Partai Kebangkitan Bangsa mengibar-ngibarkan bendara partai saat kampanye Rhoma Irama di kawasan Cipedak, Jakarta, Sabtu (29/3). TEMPO/Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana perubahan sistem pemilihan kepala daerah menuai penolakan dari fraksi partai pendukung presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla. Mereka terus bergerilya menggalang dukungan dari sejumlah partai penyokong Koalisi Merah Putih.

"Kami masih terus melobi sejumlah anggota fraksi. Kami optimistis bisa mengembalikan ke pola lama," kata anggota Fraksi Partai kebangkitan Bangsa, Abdul Malik Haramain, ketika dihubungi Tempo, 8 September 2014.

Abdul menjelaskan komunikasi politik terus dibangun guna menyamakan persepsi tentang dampak perubahan sistem pemilihan kepala daerah. Sebab, kata dia, sistem itu mereduksi makna demokrasi dan mengenyampingkan partisipasi masyarakat dalam menentukan pemimpin mereka. Model itu pun hanya akan memunculkan kartel politik di antara anggota Dewan. “Hak rakyat diamputasi dan yang terjadi adalah politik oligarki,” katanya. (Baca:Jokowi: RUU Pilkada Potong Kedaulatan Rakyat).

Selain PKB, kata dia, komunikasi politik juga terus dijalin oleh partai lain yang menolak perubahan sistem pemilihan langsung, seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Hati Nurani Rakyat. Tugas itu tak semata dibebankan kepada para kader yang ditugaskan sebagai tim perumus dan panitia kerja, melainkan juga para pimpinan. "Yang di atas kerja, di bawah juga kerja. Kami yakin sikap mereka bisa berubah," ujarnya.

Perubahan sistem pemilihan kepala daerah tengah dibahas antara pemerintah dengan DPR. Sebagian besar fraksi mendukung perubahan itu karena sistem pemilihan langsung yang berlaku saat ini diklaim membebani anggaran negara, memancing konflik antarmasyarakat, dan menciptakan miskoordinasi antara kepala daerah tingkat I dan II. Sikap mereka berseberangan dengan fraksi pendukung pemerintah terpilih. (Baca: RUUPilkada Kemunduran Demokrasi)

Abdul mengakui sistem yang berlaku saat ini berdampak pada beban anggaran negara yang tidak kecil. Meski demikian, biaya itu hal yang wajar dalam setiap penyelenggaraan proses demokrasi. Dampak tersebut bisa diminimalisir dengan cara melaksanakan pemilu kepala daerah serentak dengan pemilu presiden dan legislatif. "Dengan cara itu, kita bisa menghemat 30 persen dari total anggaran pemilu," katanya.

RIKY FERDIANTO

Terpopuler:


UU Pilkada Sah, Koalisi Prabowo Borong 31 Gubernur
Temui Mega, Risma Tak Bersedia Jadi Menteri Jokowi
Begini Peta Kekuatan Jokowi-Prabowo di DPR


Berita terkait

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

9 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

9 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

12 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

13 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

13 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

14 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

14 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

14 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

15 jam lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

15 jam lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

Jokowi optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya