Demo di Kawasan Wisata Pengaruhi Citra Destinasi  

Reporter

Rabu, 27 Agustus 2014 07:36 WIB

Kawasan wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK), Jimbaran, Bali. ANTARA/Nyoman Budhiana

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah tokoh mulai memperlihatkan perhatiannya terhadap fenomena maraknya aksi demonstrasi yang belakangan dilakukan di beberapa obyek wisata di Bali. Mereka prihatin dan merasa selain dapat mengganggu keamanan dan kenyaman turis, juga dapat mempengaruhi citra Bali sebagai destinasi wisata internasional.

Terkait dengan demo yang digelar ForBali Tolak reklamasi di Tanjung Benoa pada Jumat, 15 Agustus 2014, dan penutupan akses masuk ke kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK), Ahad, 24 Agustus 2014, oleh masyarakat setempat mendapatkan komentar dari tokoh kepariwisataan Bali.

Ketua PHRI Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, mengatakan sebaiknya terhadap masalah itu tidak dilakukan dengan demo, karena berdampak pada kenyamanan wisatawan. Apalagi Tanjung Benoa sebagai obyek wisata water sport yang sudah terkenal di dunia, dan GWK salah satu ikon obyek rekreasi di Bali. (Baca:Sampah di Pantai Kuta, Dulu Berkah Kini Bencana)

Sebaiknya perlu duduk bersama membahas hal tersebut sehingga timbul transparansi kejelasan tentang manfaat dan kerugian yang timbul akibat reklamasi. "Masyarakat jangan mudah terbenturkan oleh kepentingan pihak kelompok tertentu yang berkepentingan di dalamnya, akan lebih baik jika bisa mendudukan persoalan dengan baik dan benar demi membuat Bali menjadi lebih baik ke depan untuk kita semua, terutama bagi masyarakat Bali," kata Gung Rai pada 26 Agustus 2014.

Rai Suryawijaya, yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata (BPPD) Badung ini mengatakan, "Kalau demo di tempat yang merupakan kawasan pariwisata, sebaiknya jangan dilakukan, walaupun tidak anarkis namun kenyamanan wisatawan pasti terganggu.” Lebih jauh, Gung Rai mengatakan semua pihak harus memikirkan dampak reklamasi, kalau memang lebih banyak untungnya dilanjutkan, tapi kalau lebih banyak ruginya hal tersebut lebih baik ditunda dahulu.

Di tempat terpisah, Ketua Bali Vila Asosiasi (BVA), Mangku Wayan Suteja, mengatakan bahwa selama demo di kawasan pariwisata, aksi itu dapat mengganggu ketertiban umum dan juga mengganggu wisatawan yang tengah menikmati liburan di Bali.

"Alangkah lebih baik jika hal tersebut bisa duduk bareng bersama membahas lebih dampak negatif positif yang ditimbulkan reklamasi. Soal layak dan tidak layak reklamasi perlu ada kajian ilmiah dari lembaga pendidikan. Kalau layak, ya jalan, kalau tak layak, pemerintah mesti mengambil keputusan yang tegas menolak hal itu. Yang terpenting adalah kajian ilmiahnya." tutur Suteja.

EVIETA FADJAR

Berita Terpopuler
Koalisi Merah Putih Diprediksi Bakal Bubar
Begini Bentuk Pengawalan Presiden Negara Lain
Fitra: Harga Lencana DPRD Rp 8 Juta per Anggota
Dua Partai Merah Putih Diprediksi Gabung Jokowi-JK

Berita terkait

Sarapan Bareng Erick Thohir, Sultan HB X Bahas Borobudur Sampai Jalan Tol

21 Februari 2022

Sarapan Bareng Erick Thohir, Sultan HB X Bahas Borobudur Sampai Jalan Tol

Gubernur DIY Sultan HB X dan Menteri BUMN Erick Thohir juga melakukan pertemuan dan pembicaraan empat mata secara tertutup.

Baca Selengkapnya

Proyek Penataan Pulau Rinca Capai 94 Persen, tapi Tak Bisa Selesai Tepat Waktu

29 Juli 2021

Proyek Penataan Pulau Rinca Capai 94 Persen, tapi Tak Bisa Selesai Tepat Waktu

Pemerintah tengah melakukan penataan sarana dan prasarana wisata di Pulau Rinca untuk membuat kawasan wisata komodo yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Anggarkan Rp 1,2 T untuk Bangun Pariwisata Borobudur

6 Februari 2020

Kemenhub Anggarkan Rp 1,2 T untuk Bangun Pariwisata Borobudur

Kementerian Perhubungan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun untuk membangun infrastruktur pariwisata di Borobudur.

Baca Selengkapnya

Dukung Pariwisata, PUPR Akan Bangun Trans Bangka Belitung

3 September 2019

Dukung Pariwisata, PUPR Akan Bangun Trans Bangka Belitung

Kementerian PUPR menyatakan, Trans Babel terdiri atas Trans-Bangka sepanjang 440 kilometer dan Trans-Belitung sepanjang 390 kilometer.

Baca Selengkapnya

Dukung Danau Toba, Kemenhub Bangun 2 Kapal Ro-Ro dan 5 Dermaga

14 Oktober 2017

Dukung Danau Toba, Kemenhub Bangun 2 Kapal Ro-Ro dan 5 Dermaga

Kemenhub mendukung Danau Toba sebagai tujuan pariwisata dunia.

Baca Selengkapnya

Genjot Pariwisata, Jokowi: Pelabuhan Internasional Mendesak

4 Oktober 2017

Genjot Pariwisata, Jokowi: Pelabuhan Internasional Mendesak

Ketiadaan pelabuhan internasional menjadi perhatian Presiden Jokowi karena bakal mempengaruhi jumlah wisatawan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Dukung Pariwisata, Kemenhub Genjot Pembangunan Infrastruktur di 3 Destinasi

1 Oktober 2017

Dukung Pariwisata, Kemenhub Genjot Pembangunan Infrastruktur di 3 Destinasi

Bandar Udara di Kulonprogo ditargetkan mulai beroperasi pada 2019 untuk mendukung pariwisata di Yogyakarta, Solo, dan Semarang.

Baca Selengkapnya

Gaet Lebih Banyak Turis, Desa Gamelan Wirun Gandeng UGM dan Hotel  

22 September 2017

Gaet Lebih Banyak Turis, Desa Gamelan Wirun Gandeng UGM dan Hotel  

Desa Wirun yang dikenal dengan industri gamelannya menggandeng Universitas Gadjah Mada dan Jogjakarta Plaza hotel untuk meningkatkan pariwisata.

Baca Selengkapnya

Garap Potensi Wisata, Kota Tangerang Luncurkan E-Plesiran  

16 Agustus 2017

Garap Potensi Wisata, Kota Tangerang Luncurkan E-Plesiran  

E-Plesiran juga terintegrasi dengan Google Maps yang bisa diakses masyarakat luas.

Baca Selengkapnya

Patung Banteng Wulung di Gedung BEI Jadi Ikon Baru Pariwisata DKI

13 Agustus 2017

Patung Banteng Wulung di Gedung BEI Jadi Ikon Baru Pariwisata DKI

Patung Banteng Wulung seberat tujuh ton berasal dari kayu fosil berusia2,5 juta tahun.

Baca Selengkapnya