(dari kiri) Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin, Mantan Sekretaris Dewan Pembina Partai demokrat, Andi Mallarangeng dan Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum bersalaman usai memberikan keterangan sebagai saksi pada sidang lanjutan perkara dugaan korupsi proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional dengan terdakwa Teuku Bagus Mokhamad Noor di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (13/5). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa kasus korupsi Hambalang, Anas Urbaningrum, menganggap kesaksian bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, layaknya kecurangan pemilu presiden. Menurut Anas di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Senin, 25 Agustus 2014, kesaksian Nazar adalah kebohongan yang dibangun secara terstruktur, sistematis, dan masif. (Baca: Hakim Curiga Nazaruddin Berbohong)
"Lidah Nazaruddin sepertinya dipenuhi oleh gugusan-gugusan kebohongan," kata Anas. Pernyataan Anas ini disampaikan menanggapi kesaksian Nazaruddin yang menilai Anas terlibat secara aktif dalam korupsi proyek Hambalang di Kementerian Pemuda dan Olahraga serta di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (Baca: Nazaruddin Tanya Kiai Sebelum Bongkar Hambalang)
Dalam kasus ini, Anas diduga menerima satu unit Toyota Harrier dan satu unit Toyota Vellfire serta uang senilai Rp 116,5 miliar. Tanggapan Nazaruddin, menurut Anas, juga tidak sembarangan. Anas mengaku punya tim yang melakukan analisis isi pemberitaan media cetak dan online perihal keterangan Nazaruddin. Hasilnya, kajian itu menunjukkan keterangan Nazaruddin selalu berbeda pada tiap-tiap sidang. (Baca: Nazar Sebut Ibas Terima Uang US$ 200 Ribu di DPR)
Dari situ, Anas tak ragu menyebut kebohongan yang dilakukan Nazaruddin layaknya tuduhan kecurangan pemilu presiden lalu. "Maaf untuk Mahkamah Konstitusi karena istilah terstruktur, sistematis, dan masif saya pakai untuk persidangan ini," ujarnya. (Baca juga: Nazaruddin: Anas Adalah Pemilik Permai Group)
