Jokowi bersalaman dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di acara open house di Istana Negara, Jakarta, 28 Juli 2014. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku telah menerima pesan negatif dan telah beredar di kalangan tertentu. Bunyi pesan itu, kata SBY, menganggap dirinya dan Partai Demokrat merecoki presiden terpilih 2014, Joko Widodo.
"Artinya, (pesan itu berbunyi) SBY jangan menggangu atau mengatur Jokowi," kata Presiden SBY di akun Twitternya, @SBYudhoyono, dua jam setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan meolak seluruh permohonan calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Kamis 21 Agustus 2014 malam.
SBY mengaku tak paham dengan kabar dirinya mengganggu Jokowi. "Tidak ada niat dan pikiran sedikit pun saya untuk mengganggu Pak Jokowi," kata dia.
Menurut SBY, dirinya hanya memiliki kewajiban secara moral untuk membantu presiden terpilih yang baru. Ia mengatakan itu saat Pidato Kenegaraan, 15 Agustus 2014.
"Saya dengan senang hati membantu jika memang dikehendaki," kata SBY. Jadi, kata SBY, terserah kepada Jokowi menerima atau tidak. "Tidak ada pikiran buruk dari saya."
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.