Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO,Jakarta - Presiden terpilih, Joko Widodo, mengatakan gaya pemerintahannya akan berbeda dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, termasuk soal kabinet dan lembaga pemerintahan. (Baca: SBY, Orang Paling Tepat Bantu Transisi Jokowi)
"Kami kan punya visi-misi. Kami juga punya gaya kepemimpinan yang berbeda, masak sama," ujar Jokowi di Balai Kota, Senin, 11 Agustus 2014. Namun Jokowi tak merinci akan seperti apa kementerian pada masa pemerintahannya nanti. "Saya tak bicara soal dirampingin dan digemukin. Sekarang ini masih diproses."
Menurut Jokowi, kementerian harus disesuaikan dengan visi-misi yang menjadi fokus dalam pemerintahan. Ia mencontohkan, jika pemerintah ingin berfokus pada pengolahan hasil laut, harus ada kementerian maritim. "Misalnya juga, mau fokus swasembada pangan, harus ada lembaga yang menanganinya," ujarnya. (Baca: Jokowi Pilih Empat Tokoh Penasihat Tim Transisi)
Lebih lanjut, ia mengatakan, saat ini pihaknya masih merancang program-program yang akan dijalankan pada masa pemerintahannya nanti. Soal kabinet, menurut dia, baru bisa dibicarakan pada pertengahan September. (Baca: Benarkah Megawati Ikut Memilih Tim Transisi?)
Jokowi membentuk tim transisi yang berkantor di Jalan Situbondo 10, Menteng. Tugas, pokok, dan fungsi tim ini yakni membahas teknis dan menjabarkan implementasi visi-misi Joko Widodo-Jusuf Kalla. Tim ini diisi oleh tokoh dengan pelbagai latar belakang. (Baca: Biaya Tim Transisi Jokowi sampai Rp 1 Miliar)
Kepala Staf Tim Transisi dipegang Rini M. Soemarno, Menteri Perdagangan era Megawati Soekarnoputri. Sedangkan anggotanya, antara lain, akademikus yang juga Rektor Universitas Paramadia, Anies Baswedan; dan Andi Widjajanto, akademikus dari Universitas Indonesia. Kemudian dua politikus: Hasto Kristiyanto, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan; dan Akbar Faizal, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasional Demokrat.