Politikus PDIP Sesalkan Pernyataan Prabowo

Reporter

Kamis, 7 Agustus 2014 07:26 WIB

Pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa mengikuti sidang perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 (PHPU Pilpres) di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu 6 Agustus 2014. Prabowo hadir bersama Hatta Rajasa dan sejumlah petinggi partai koalisi. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan TB Hasanuddin menyesalkan pernyataan Prabowo Subianto di gedung Mahkamah Konstitusi yang menyebut Indonesia sebagai negara otoriter, fasis dan komunis. "Persoalan pemilu dengan segala permasalahannya bisa saja terjadi di era demokrasi seperti sekarang ini. Tapi tentu selalu ada solusinya, antara lain melalui MK sebagai lembaga hukum yang sah," kata dia dalam pesan singkat, Kamis, 7 Agustus 2014.

Sebagai warga negara, kata dia, tentu harus saling menghormati proses hukum yang berjalan dan tunduk pada keputusan MK nantinya. "Biarkan MK bekerja dengan sungguh-sungguh demi kepentingan dan kepastian kita bersama," ujarnya.

Menurut Hasanuddin, Indonesia direbut dan diperjuangkan oleh para pahlawan dengan tetesan darah dan nyawa mereka. Saat ini pun seluruh warga negara sedang bersama-sama berjuang mempertahankan dan mengisi kemerdekaan itu, termasuk Prabowo yang telah ikut andil dalam mempertahankan NKRI. (Baca: Temuan Kejanggalan Suara Versi Tim Prabowo)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata dia, dalam sepuluh tahun terakhir juga telah berjuang dengan sungguh-sungguh mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang dicita-citakan para pendiri bangsa.

"Rasanya tak elok dan sangat menyakitkan bila NKRI yang kita cintai disebut sebagai negara otoriter, fasis, dan komunis, bahkan disebut lebih jelek dari Korea Utara. Ingat KPU itu produk rakyat Indonesia, produk kita bersama, bukan produk fasis dan komunis," ujarnya. "Marilah kita menggunakan kearifan dan keikhlasan serta jiwa kenegarawanan kita masing-masing," kata anggota Komisi I DPR ini.

Kemarin, calon presiden yang diusung koalisi pimpinan Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto, menyebut Indonesia sebagai negara fasis dan otoriter saat sidang perdana sengketa perselisihan hasil pemilihan presiden di gedung MK. Menurut dia, di beberapa tempat pemilihan suara, ia tak mendapat suara sama sekali.

"Ini hanya terjadi di negara fasis dan otoriter," ujar Prabowo di ruang sidang Mahkamah Konstitusi, Rabu, 6 Agustus 2014. "Mana mungkin 100 persen menang. Di sana kan ada saksi."

MUNAWWAROH






Berita Terpopuler
Kabar Pembakaran Rumah Saksi Prabowo Tak Terbukti
Tim Jokowi Siapkan 80 Halaman Pembelaan
Enam Wilayah Indonesia Waspada Penyebaran ISIS
Dianggap Tak Kuat, Tim Prabowo Siapkan Bukti Baru






Advertising
Advertising

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

17 Maret 2019

Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

Pada pertengahan Desember 2018, Romy PPP menguak fakta-fakta di balik terbitnya tabloid Obor Rakyat pada pilpres 2014.

Baca Selengkapnya

Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

6 Februari 2019

Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno membantah tengara kubu Jokowi soal keterlibatan konsultan asing dalam pemilihan presiden kali ini.

Baca Selengkapnya

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

10 Januari 2018

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

PDIP butuh dukungan PPP untuk menggenapi syarat mengusung calonnya di pilgub Sumut.

Baca Selengkapnya

PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

10 Januari 2018

PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

Sebelumnya nama Ahmad Basarah sempat disebut bakal dicalonkan sebagai wakil gubernur dari PDIP.

Baca Selengkapnya

PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

10 Januari 2018

PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

Dengan bergabungnya Gerindra ke kubu Gus Ipul, maka koalisi ini merupakan koalisi pertama antara Partai Gerindra dan PDIP dalam pilkada 2018.

Baca Selengkapnya

Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

10 Januari 2018

Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan partainya tetap mendukung Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno di Pilgub Jatim 2018.

Baca Selengkapnya

PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

10 Januari 2018

PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

PDIP memutuskan untuk mengusung Puti Guntur Soekarno setelah mendapat masukan dari Gus Ipul serta pesan dari kiai, alim ulama, dan tokoh masyarakat.

Baca Selengkapnya

Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

10 Januari 2018

Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

Presiden Jokowi mengatakan bahwa kader PDIP dan pejabat pemerintah masih harus bekerja keras karena banyak tugas yang belum usai.

Baca Selengkapnya