UNS Surakarta Tangkal Paham ISIS

Reporter

Editor

Zed abidien

Selasa, 5 Agustus 2014 16:38 WIB

anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) membersihkan coretan cat semprot di tembok yang berada di kawasan Tipes, Solo. Coretan tersebut berisi dukungan terhadap Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). TEMPO/Ahmad Rafiq

TEMPO.CO, Surakarta - Rektor Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Ravik Karsidi menyatakan pihaknya memberi perhatian khusus pada penyebaran paham ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) di Indonesia. Terutama, cara mencegah paham ISIS tidak masuk ke kampus.

Menurut dia, pada era keterbukaan informasi seperti sekarang, sangat sulit membendung informasi yang masuk. Jadi, yang dilakukan adalah menyiapkan penyaring. "Yang bisa menyaring paham radikal seperti ISIS adalah Pancasila, agama, dan kearifan budaya lokal," ujar Ravik di UNS, Selasa, 5 Agustus 2014. (Baca: Menkopolhukam Perintahkan Tifatul Blokir Konten ISIS)

Dia menuturkan Pancasila dan agama menjadi mata kuliah wajib di UNS. Sedangkan kearifan budaya lokal dipraktekkan dalam interaksi keseharian. "Misalnya, hari ini kami mengadakan silaturahmi dengan semua agama. Ini bentuk toleransi," katanya.

Upaya lain menangkal masuknya ISIS ke kampus UNS adalah menjalin komunikasi dengan warga sekitar kampus. Jika mengetahui ada mahasiswa yang menunjukkan perilaku mencurigakan, warga bisa memberi tahu kampus. "Kami mengadakan pertemuan rutin dengan warga sekitar kampus," ujarnya.

Kemudian, dengan mendata unit kegiatan mahasiswa yang ada di kampus. Dengan pendataan, dia meyakini lebih mudah mendeteksi jika ada mahasiswa yang diduga terlibat kegiatan radikal. "Kami juga menempatkan pengurus masjid kampus dari berbagai unsur. Ada yang Islam moderat, tapi ada juga yang agak kaku." (Baca: Warga Solo Hapus Mural Bergambar Bendera ISIS)

Dia mengaku tidak khawatir mahasiswa UNS akan terlibat dalam kegiatan radikal seperti ISIS. Sebab, selain sudah melakukan berbagai upaya pencegahan, dia meyakini model gerakan ISIS tidak cocok di Indonesia. "Masyarakat kita hidup dalam keberagaman dan toleransi. Sedangkan ISIS bagian dari ekstremitas," tuturnya.

Guru besar sejarah politik islam di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS, Hermanu Joebagio, menilai ISIS adalah gerakan radikal yang tidak memandang kelompok Islam mana pun, apalagi agama lain. "Jika tidak sesuai dengan paham mereka, akan dihancurkan," katanya. (Baca: Foto dengan Bendera ISIS, Baasyir Akan Dihukum)

Dia berujar, di Surakarta memang sudah terlihat ada pendukung gerakan ISIS. Agar dukungan dan simpati tidak semakin besar, dia meminta pemerintah segera menangkalnya. Salah satunya adalah mengembangkan Islam kultural dengan menggandeng Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

"Selama ini yang berkembang justru kelompok radikal. Yang kultural seperti terabaikan," tuturnya. Selain itu, juga mengajak masyarakat kembali memahami dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila yang sebenarnya bertujuan menciptakan kehidupan harmonis.

UKKY PRIMARTANTYO






Baca juga:
Migrasi Golkar Tinggalkan Ical Tunggu Putusan MK
5 Pesohor Dunia yang Gagal Meraih Sukses
Buka Kotak Suara, KPU Ambil Dokumen Ini
Cara Ahok Halau Pendatang ke Jakarta

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

20 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

39 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

40 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

49 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

49 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

51 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

51 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

52 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

52 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

52 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya