Calon hakim Agung Sudrajat Dimyati. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO , Jakarta: Calon hakim agung Sudrajad Dimyati optimistis tahun ini akan terpilih dan disetujui Dewan Perwakilan Rakyat untuk menjadi hakim agung. "Pastinya optimistis akan terpilih," kata Dimyati kepada Tempo, seusai mengikuti wawancara terbuka di Auditorium Gedung Komisi Yudisial, Sabtu, 12 Juli 2014.
Sudrajad tidak terpengaruh atas pemberitaan yang menyudutkannya September silam. Saat itu, dia dituding menyuap anggota fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPR Bahruddin Nasori di toilet kompleks DPR Senayan, Jakarta. Kejadian itu berlangsung saat uji kepatutan dan kelayakan calon hakim agung oleh Komisi III DPR.
Dia mengklaim sudah membuktikan kepada Komisi Yudisial bahwa tidak ada fakta atas dugaan penyuapan yang kemudian terkenal dengan istilah "lobi toilet" itu. Terlebih namanya sudah direhabilitasi oleh Komisi seusai memeriksa kedua belah pihak. "Itu kan sudah dibuktikan, insya Allah tahun ini lebih optimitis dan lolos," ujarnya.
Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Pontianak ini saat itu mengaku dia dan Bahruddin tidak saling kenal. Saat di toilet itu, kata Sudrajad, Bahruddin menanyakan nama seorang hakim karier yang juga ikut fit and propper test calon hakim agung.
"Kebetulan nama hakim karier yang dimaksud itu ada di map yang diletakkan di jas saya, karena ada yang bertanya. Kemudian saya mengeluarkan map itu dan menunjukan kepada dia," ujarnya. "Saat sedang menunjukan map itu, seorang anak muda yang mengaku wartawan melihat saya dan dia menuding saya melakukan lobi dengan menyuap anggota DPR." (Baca juga: Hakim 'Lobi Toilet' Ikut Seleksi Hakim Agung Lagi).
Menurut Sudrajad, akibat kejadian itu saat voting dia hanya mendapat satu suara dari 54 suara yang dibutuhkan. Akibatnya dia gagal menjadi calon hakim agung. "Saya anggap kejadian itu hanyalah musibah," ujarnya. "Jadi saya sabar dan tidak melaporkan kejadian itu ke polisi, karena berita itu membunuh karakter saya."