Kasus Flu Burung, Bio Farma Hanya Siapkan 5.000 Vaksin

Reporter

Editor

Eni Saeni

Sabtu, 14 Juni 2014 14:44 WIB

Seed Vaccine H5N1. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Bandung - PT Bio Farma menunggu kebijakan pemerintah untuk meneruskan produksi vaksin flu burung yang sempat terhenti akibat kasus dugaan korupsi senilai Rp 718,8 miliar pada tahun anggaran 2008-2011. “Kami menunggu kebijakan pemerintah untuk memproduksi kembali vaksin flu burung, karena vaksin yang tersedia sangat terbatas,” kata Mahendra Suhardono, Direktur Pemasaran Bio Farma, di Cisarua, Bandung, Sabtu, 14 Juni 2014.

Menurut dia, akibat terhentinya produksi vaksin flu burung, Bio Farma hanya punya cadangan vaksin tersebut sebanyak 5.000 dosis. Padahal yang dibutuhkan adalah cadangan vaksin sebanyak jumlah penduduk Indonesia, yakni sekitar 250 juta dosis. “Jika terjadi pandemik, jumlah 5.000 dosis hanya bisa meng-cover seluruh karyawan Bio Farma. Padahal di daerah-daerah kasus flu burung masih terjadi. Kita berharap semoga saja tidak terjadi pandemik,” ujarnya.

Sejauh ini, tutur dia, virus flu burung baru ditularkan dari hewan ke manusia, belum dari manusia ke manusia. “Jika virus itu sudah ditularkan dari manusia ke manusia, itu baru bahaya. Sementara kita sendiri belum siap dengan cadangan vaksin flu burung,” kata Mahendra.

Akibat kasus flu burung, Bio Farma tidak bisa berbuat banyak terhadap aset pabrik pengolahan vaksin flu burung di Pasteur dan di Cisarua, Bandung. Sebab, dua pabrik tersebut statusnya masih disita oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Dan hingga kini belum diserah-terimakan dari Kemenkes ke Bio Farma. “Memang seluruh aset tersebut milik Kemenkes, tapi tanahnya milik Bio Farma. Bio Farma tidak bisa berbuat apa-apa terhadap aset tanah itu selama masalah penyelesaian kasus korupsi belum tuntas,” tutur Mahendra.

Mahendra berharap kepolisian dan KPK segera menuntaskan kasus dugaan korupsi vaksin flu burung agar ada kepastian hukum dan produksi vaksin flu burung bisa diteruskan. Kondisi pabrik di dua tempat itu kini mangkrak. “Sekarang ini tidak ada yang berani mengambil keputusan, apakah vaksin flu burung akan diproduksi kembali atau tidak. Hanya RI-1-lah yang bisa membuat keputusan tersebut."

Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan pejabat di Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes sebagai tersangka. Pemenang tender proyek vaksin ini adalah M. Nazaruddin, terpidana korupsi Wisma Atlet SEA Games 2011 yang saat ini mendekam di rumah tahanan Sukamiskin, Bandung.

Hasil audit BPK menemukan proyek pabrik untuk riset dan alih teknologi vaksin flu burung sudah bermasalah sejak awal perencanaan hingga proses eksekusi. Kerugian negara akibat kasus ini diprediksi Rp 468 miliar.

ENI SAENI

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

2 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

3 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

3 hari lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

8 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

8 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

18 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

35 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

36 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

54 hari lalu

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?

Baca Selengkapnya