SBY: Kebutuhan Meningkat, Kuatkan Ketahanan Pangan

Reporter

Editor

Ali Anwar

Minggu, 8 Juni 2014 07:57 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Malang - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan kebutuhan pangan pada masa mendatang akan meningkat tajam. Hal ini menjadi tantangan yang harus dihadapi Indonesia dengan mewujudkan ketahanan pangan.

"Kita ingin pangan di negara kita cukup, bahkan lebih. Kita bisa berswasembada dan memiliki ketahanan pangan yang kuat," kata SBY dalam sambutan pembukaan Pekan Nasional XIV Kontak Tani-Nelayan Andalan (KTNA) di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu, 7 Juni 2014. (Baca: SBY Minta Presiden Mendatang Cinta Petani-Nelayan)

Kehadiran SBY dan istri disambut meriah sekitar 37 ribu petani dan nelayan. Tampak menemani SBY antara lain Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, Menteri-Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menteri Pertanian Suswono, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutarjo.

Menurut SBY, produksi pangan yang cukup merupakan salah satu dari tiga sasaran besar yang ingin dicapai untuk mewujudkan ketahanan pangan. Sasaran kedua, kata dia, adalah penghasilan para petani sawah, nelayan, dan petani hutan semakin baik dan meningkat. Sasaran ketiga yakni supaya 240 juta rakyat Indonesia dapat membeli makanan dan mendapatkan kecukupan pangan dengan harga terjangkau.

Menurut SBY, ada lima pihak yang berkepentingan untuk mewujudkan tiga sasaran itu. Pihak pertama, pemerintah pusat dan daerah, termasuk gubernur dan bupati/wali kota. "Dengan cara menyusun dan mengembangkan kebijakan tepat, regulasi tepat, iklim pertanian, perikanan, dan kehutanan tepat, serta iklim investasi yang tepat. Kebijakan pemerintah dalam era globalisasi harus tetap untuk kepentingan nasional, melindungi petani sawah, nelayan, dan petani hutan," ujarnya. (Baca: BPS: Jumlah Petani Berkurang)

Pihak kedua adalah kelompok pakar, peneliti, dan investor di bidang pertanian, perikanan, dan kehutan. Mereka juga harus bekerja keras agar produksi dan produktivitas pangan makin tinggi. Pihak ketiga yaitu dunia usaha. Mereka diharapkan terlibat aktif mengembangkan perdagangan dan industri yang adil atas apa yang dihasilkan petani sawah, nelayan, dan petani hutan untuk kepentingan bersama.

Presiden Republik Indonesia keenam itu mengingatkan, "Dunia usaha tentu memerlukan keuntungan. Tapi ingat, petani sawah, nelayan, dan petani hutan juga memerlukan keuntungan. Jangan sampai mengabaikan kepentingan mereka yang memerlukan taraf hidup dan kesejahteraan."

Pihak keempat adalah komunitas petani sawah, nelayan, dan petani hutan. Mereka harus tetap produktif, menguasai teknologi, berpengetahuan, tahu cara mengatasi hama dan bercocok tanam dalam perubahan iklim, serta hal lainnya. Selain itu, koperasi, usaha kecil dan menengah, serta usaha yang dilakukan petani sawah, nelayan, dan petani hutan juga harus berkembang.

Pihak kelima adalah masyarakat luas. Dalam konteks ini, Yudhoyono menyatakan bumi tidak berkembang, bahkan sebagian lahan kurang subur lagi, karena kesalahan manusia di dunia selama berabad-abad ini. "Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dan dunia, janganlah kita rakus, boros, dan mengkonsumsi pangan melebihi kepatutan," tuturnya.

Sebelum berpidato, SBY memberikan sejumlah penghargaan Satya Lencana Pembangunan dan Satya Lencana Wirakarya kepada sejumlah pimpinan daerah dan petani. Para penerima penghargaan ini disebut SBY sebagai teladan untuk memajukan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.

Satya Lencana Pembangunan dan Satya Lencana Wirakarya diberikan kepada 44 orang. Peraih Satya Lencana Pembangunan antara lain Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan M. Dimyati, seorang petani asal Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Satya Lencana Wirakarya diberikan, antara lain, kepada Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, dan Bupati Malang Rendra Kresna. SBY sendiri diberi penghargaan Lencana Adi Bakti Nelayan dan Petani oleh KTNA yang disampaikan Ketua Umum Winarno Tohir.

ABDI PURMONO

Berita terkait

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

32 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.

Baca Selengkapnya

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

19 September 2023

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

Mr Assaat pernah menjadi acting Presiden RI selama 9 bulan pada 1949-1950. Tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali Belanda.

Baca Selengkapnya

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

9 September 2023

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

Hari ini, 9 September 1949 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur. SBY merupakan Presiden Indonesia ke-6 selama 2 periode.

Baca Selengkapnya

Branding Kuliner Khas, Petani Yogyakarta Akan Buat Produk dengan Merek Sama

23 Januari 2023

Branding Kuliner Khas, Petani Yogyakarta Akan Buat Produk dengan Merek Sama

Produk minuman dari petani Kota Yogyakarta itu memanfaatkan hasil panen dari 275 kelompok pengelola Kampung Sayur.

Baca Selengkapnya