Wakil Ketua DPR: Ada Peluang SBY Kena Impeachment

Reporter

Editor

Sabtu, 12 Maret 2005 02:03 WIB

TEMPO Interaktif, Solo: Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM bukan tidak mungkin berakhir menjadi impeachment bagi pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono. Hal ini terjadi apabila di dalam rapat paripurna DPR, Selasa (15/3) mendatang, anggota DPR masih tetap pada pendiriannya menolak keputusan pemerintah tersebut. Menurut Wakil Ketua DPR Zaenal Ma'arif, kekuatan pendukung hak angket kenaikan BBM saat ini masih seimbang tetapi sangat mungkin membesar bila dalam rapat konsultasi dengan Presiden, Senin (14/3), penjelasan dari Yudhoyonotidak memuaskan."Kalau anggota tetap tidak puas, paripurna yang diagendakan keesokan harinya bisa saja fraksi-fraksi menyatakan penolakannya. Kalau itu yang terjadi, maka DPR secara kelembagaan juga akan membuat keputusan menolak keputusan pemerintah tersebut. Dan bila pemerintah bertahan dengan keputusan tersebut, yang berhak menguji adalah Mahkamah Konstitusi dan ini proses impeachment menjadi terbuka peluangnya," ujarnya kepada Tempo, Jum'at (11/3).Zaenal mengakui proses menuju impeachmen masih panjang tetapi hal itu bukannya tidak mungkin. Dia mengatakan, dalam rapat konsultasi nanti, seluruh pimpinan fraksi bersama dengan pimpinan DPR akan mendengarkan penjelasan secara langsung dari presiden perihalkeputusan kenaikan BBM. Pemanggilan presiden oleh DPR dikarenakan para menteri yang menjadi pembantu presiden selama ini dianggap belum mampu memberikan penjelasan yang gamblang. "Forum konsultasi mungkin akan berlangsung keras, karena sikap-sikap fraksiselama ini cenderung menolak," tukasnya.Dikatakannya, setelah mendapatkan jawaban dan penjelasan langsung dari presiden, keesokan harinya fraksi-fraksi akan menyatakan pandangannya di dalam rapat paripurna. Rapat paripurna tersebut belum sampai membuat keputusan karena masih akan dilanjutkan denganproses-proses selanjutnya. "Petanya sekarang ini ya fifty-fifty antara yang menolak dan menyetujui. Kalau banyak yang menolak, bisa dipastikan MK harus turun tangan untuk memberikan penilaian konstitusional apakah terjadi pelanggaran undang-undang yangdilakukan oleh pemerintah," katanya. Imron Rosyid-Tempo

Berita terkait

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

21 jam lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

1 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

1 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

4 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

4 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

4 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

5 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

5 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

5 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

5 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya