Nasabah usai mengambil uang melalui ATM di Mall Ciputra, Jakarta, Senin (10/5). TEMPO/Dinul Mubarok
TEMPO.CO,Jakarta - Presiden Direktur Bank Central Asia Jahja Setiaatmadja menyatakan bertanggung jawab atas kerugian yang dialami nasabah korban pembobolan anjungan tunai mandiri (ATM) oleh sekelompok warga negara Malaysia. "Semua yang rugi karena pembobolan, semuanya sudah kami ganti," kata Jahja di Markas Besar Kepolisian RI, Senin, 3 Maret 2014.
Menurut Jahja, ada sekitar 112 rekening nasabah BCA yang dilaporkan dibobol sindikat pencuri rekening lewat ATM ini. Kerugian ditaksir mencapai Rp 1,25 miliar. Hingga kini, BCA, kata Jahja masih menunggu laporan dari masyarakat yang merasa menjadi korban pembobolan. Laporan kerugian bisa disampaikan ke cabang BCA terdekat. "Nanti kami teliti sebelum kami ganti uangnya."
Selain memberi ganti rugi, dia juga meminta nasabahnya segera mengganti kode unik ATM. Terutama, nasabah yang belakangan ini bertransaksi di Rumah Sakit Pondok Indah, Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, Rumah Sakit Husada, dan Rumah Sakit St Borromeous Bandung. "Skimmer dan kamera perekam pin terlacak ditempelkan di ATM beberapa rumah sakit ini."
Jahja mengaku tidak dapat sepenuhnya mengawasi seluruh transaksi di ATM. Alasannya, setiap hari, setiap ATM bisa melayani lebih dari 2 juta transaksi. Pengawasan pun belum bisa dilakukan di ATM Bersama. "Mungkin kami bisa maksimal di mesin ATM kami saja. Tapi kalau transaksinya di mesin ATM lain akan sulit."
Sebelumnya, Markas Besar Kepolisian RI bersama Direktorat Penyidikan Penindakan Imigrasi telah meringkus enam warga negara Malaysia yang terlibat sindikat pembobolan rekening bank melalui ATM. Saat ini Kepolisian RI masih memburu 15 pelaku lainnya. Lima di antaranya terdeteksi masih berada di Indonesia.
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
21 jam lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.