Sebuah perahu melintas di Selat Sunda saat Gunung Anak Krakatau menyemburkan asap putih di Selat Sunda, Banten, Jumat (29/11). ANTARA/Asep Fathulrahman
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Muhammad Hendrasto, mengatakan saat ini Gunung Anak Krakatau dalam status waspada atau level II. "Kondisinya masih waspada. Artinya masih normal," kata Hendrasto, Sabtu, 15 Februari 2014.
Menurut Hendrasto saat ini aktivitas vulkanik Anak Krakatau relatif stabil dan tidak menimbulkan letusan dan gelombang tsunami. Dalam jarak mendekati radius 1 kilometer dari puncak gunung, nelayan maupun pengunjung dilarang naik atau mendarat di pulau Gunung Anak Krakatau.
Gunung Anak Krakatau terkahir meletus pada 2 September 2012. Dengan erupsi tipe strombolian, gunung itu memuntahkan material pijar hingga ketinggian 200-300 meter. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi masih mematok status aktivitas gunung itu di level II atau waspada yang sudah ditetapkan sejak 2011 lalu. (Baca: GiliranKrakatauMengeliat, Gempa Vulkanik 212 Kal)
PVMG tidak menaikkan status gunung itu meski tipe letusannya strombolian, sebab lontaran material pijar yang terlontar dari kawah hanya sampai radius 1 kilometer karena sistem kawah Gunung Anak Krakatau sudah terbuka.
Selepas erupsi pada 2001, Gunung Anak Krakatau kembali aktif mulai 23 Oktober 2007 hinga 10 Juli 2011. Status gunung itu sempat dinaikkan di level III atau siaga pada 30 September 2011 sebelum diturunkan ke level II atau waspada mulai 26 Januari 2012.