Kabut asap menyelimuti pemukiman warga di sekitar Kota Pekanbaru, Riau, Senin (26/8). Walau masih dalam jarak pandang aman untuk ppenerbangan, kabut asap dari bakaran lahan masyarakat itu dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan. ANTARA/Saptono
TEMPO.CO, Riau - Dinas Pendidikan Kabupaten Siak, Riau, terpaksa meliburkan sekolah akibat kabut asap pekat menyelimuti daerah tersebut. Asap sisa kebakaran lahan di sejumlah wilayah Riau berdampak buruk terhadap kualitas udara. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Siak mencapai 479 Psi atau sangat berbahaya.
"Kita sudah meliburkan sekolah mulai hari Selasa," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Siak Kadri Yafis, saat dihubungi Tempo, Kamis, 13 Februari 2014. (Baca juga: Kebakaran Lahan Riau Meluas Jadi 278 Titik Api)
Menurut Yafis, pihaknya terpaksa meliburkan sekolah sebagai antisipasi pencegahan penyakit saluran pernapasan akibat asap terhadap siswa sekolah. Yafis mengatakan hari ini sekolah-sekolah di dua kecamatan memulai aktivitas belajar. Kedua kecamatan itu memulai kembali aktivitas belajar karena asap sudah berkurang. Namun, jam masuk sekolah diundur setengah jam.
Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat 1.493 warga Riau terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Penyakit ISPA dipicu akibat kabut asap sisa kebakaran lahan yang menyelimuti udara di sejumlah wilayah Riau sejak dua pekan terakhir. "Nilai ISPU pada angka 200-300 menandakan status udara sangat tidak sehat. Sedangkan, angka di atas 300 sudah menandakan status sangat berbahaya," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Diwani.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Said Saqlul menuturkan, kebakaran lahan di Kabupaten Siak menghanguskan 376.5 hektare lahan perkebunan masyarakat maupun perusahaan. Titik api tersebar di Desa Dayun, Desa Bunga Raya, Desa Pusako, Desa Penyengat, Desa Lubuk Jering dan Tasik Betung.