Wisatawan melihat kubah lava atau biasa di sebut anak Gunung Kelud di kawasan wisata Gunung Kelud, Kabupaten Kediri, Jawa Timur (11 Agustus 2013). Saat ini kawasan wisata ini tertutup untuk wisata. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Kediri - Aktivitas vulkanik Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, terus meningkat. Petugas Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat ada pergerakan magma ke atas dengan energi yang cukup besar.
Kepala Pos Pemantauan Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Khoirul Huda, mengatakan peningkatan aktivitas vulkanik ini terekam mulai tadi malam pukul 00.00-06.00 WIB. Tercatat sebanyak 43 kali gempa vulkanik dalam dan 149 gempa vulkanik atas terjadi dalam kurun waktu enam jam terakhir. (Baca juga: Gunung Kelud Setiap 6 Jam 90 Kali Gempa)
Di lain pihak, suhu air kawah yang mengalir mencapai 56,9 derajat Celsius. “Sejak tadi malam kami mulai memilah-milah gempa untuk mengukur pergerakan vulkanik,” kata Khoirul Huda, Rabu, 12 Februari 2014.
Dari catatan gempa yang terjadi, petugas menangkap mulai munculnya gempa dangkal yang diiringi aliran fluida gas. Diduga ada upaya zat bumi untuk membuka jalan ke atas. Dugaan ini juga diperkuat degan tingginya frekuensi gempa dangkal yang terjadi.
Pantauan peralatan PVMBG juga menunjukkan ada kenaikan posisi pusat gempa. Saat ini pusat gempa dangkal telah berada di titik 700 meter hingga 1 kilometer dari permukaan, sedangkan gempa dalam berada antara 2-3 kilometer.
Akan tetapi, Khoirul tak bisa memprediksi kelanjutan proses vulkanik itu. Apakah letusan nanti akan menimbulkan empasan material seperti pada 1990 atau tetap seperti erupsi 2007 ketika pergerakan magma dari dalam bumi akan memperbesar volume kubah lava yang ada. “Yang jelas ada suplai energi dari dalam yang cukup besar,” katanya. (Baca juga: Ternyata Kelud Lebih Berbahaya Dibanding Merapi)
Meskipun mengalami peningkatan aktivitas, status Gunung Kelud saat ini masih dalam kondisi Siaga (Level III). Petugas juga belum memperlebar kawasan bahaya dalam radius 5 kilometer dari puncak gunung. Kawasan itu hanya terdiri dari wilayah hutan dan tak ada permukiman penduduk sama sekali.